Puasa Miliki 3 Manfaat Kesehatan Bagi Saraf Otak

Puasa bisa membuat neurotransmiter otak menjadi baik.

AP Photo/Francisco Seco
Umat muslim berdoa saat bulan Ramadhan di Masjid Yeni, Istanbul, Turki, Sabtu (1/3/2025). Ilustrasi Ramadhan
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyebutkan selain sebagai sarana beribadah dan meningkatkan kepribadian, secara neurosains, puasa memiliki tiga manfaat luar biasa bagi kesehatan saraf otak.

Baca Juga


“Puasa dapat membuat otak mampu bekerja lebih prima, meningkatkan ketahanan mental, serta mengoptimalkan fungsi kognitif,” kata Taruna saat menyampaikan kultum Harian Ramadan (KURMA) di Masjid As-Salam Kantor BPOM dalam keterangan, Senin (3/3/2025). 

Taruna menyebutkan, sebagian orang berpikir bahwa puasa dapat menyebabkan sulit berkonsentrasi dan menurunkan kemampuan berpikir jernih. Namun, yang terjadi pada tubuh justru sebaliknya.

Taruna, yang merupakan ilmuwan neurosains, menilai panggilan untuk berpuasa yang tertera pada Surat Al Baqarah ayat 183 bukan sekadar ibadah, tetapi juga sarana meningkatkan kualitas diri secara spiritual, mental, dan fisik.

Dari sisi psikologis, puasa dapat membentuk kepribadian yang lebih baik, memperkuat disiplin diri, serta menjauhkan seseorang dari perbuatan yang bisa mencederai nilai ibadahnya.

Sedangkan dari perspektif neurosains, Taruna menyebutkan, puasa memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan saraf otak.

"Puasa bisa membuat neurotransmiter otak menjadi baik. Ada tiga bentuk utama dari jaringan otak yang memengaruhinya. Pertama, neurosinaptik, ketika otak terlibat pembelajaran baru," kata dia.

“Jika sebulan penuh berpuasa, struktur otak kita diarahkan untuk berlatih berpikiran positif, maka ini akan terbentuk, yang dulunya suka marah jadi sabar, itu baru sinaptik,” jelasnya.

Kedua, neurogenesis, yakni proses regenerasi sel-sel saraf di otak untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau mati.

“Pada saat kita puasa, maka sel-sel otak yang jelek akan terjadi proses otofagi, melahirkan sel-sel baru, dan regenerasi sel lebih muda, maka otak kita lebih fresh dan lebih mudah ingat,” ujarnya.

Ketiga, neurokompensasi, yang terjadi ketika seseorang menua, yang mana plastisitas otak menurun. Namun, dengan melakukan pembiasaan, maka kinerja otak terlatih menjadi lebih baik.

“Saat puasa, kemampuan kompensasi otak kita semakin bagus. Dengan latihan, maka otak akan berupaya lebih baik melatih dirinya,” ujarnya.

Ketika seseorang memahami hikmah di balik ibadah puasa, manusia akan merasakan sendiri betapa besar pengaruh positifnya terhadap peningkatan kesadaran spiritual, pengendalian diri, serta peningkatan kesehatan fisik dan mental.

Dengan begitu, puasa menjadi lebih dari sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga sarana untuk memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan.

“Berpuasalah untuk menjadi lebih sehat, lebih bagus, dan lebih terhormat. Tapi endingnya, niat kita melakukan puasa Ramadhan dalam persepsi kesehatan dan dalam persepsi neurosains memiliki manfaat yang sangat besar untuk terbentuknya pribadi-pribadi yang mulia, cerdas, dan bertaqwa, seperti tercantum dalam Alquran,” katanya.

Infografis Manfaat Puasa Ramadhan Bagi Kesehatan - (Republika)

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler