Ini Dia Orang yang Pertama Kali Melaksanakan Puasa di Dunia
Puasa menambah ketenangan jiwa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Saat ini Muslim di berbagai kawasan melaksanakan puasa Ramadhan. Mereka sahur sebelum shubuh. Kemudian menahan lapar, dahaga, dan segala yang membatalkan puasa, hingga adzan maghrib berkumandang.
Ibadah puasa bukanlah baru. Ini merupakan salah satu ibadah yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu jauh sebelum Nabi Muhammad dilahirkan. Lalu siapakah yang pertama kali menjalankan ibadah puasa?
Berdasarkan paparan ulama Ibnu Katsir dalam tafsirnya, diketahuilah bahwa Nabi Adam adalah orang yang pertama kali melaksanakan puasa. Puasa yang dilakukannya adalah tiga hari setiap bulan, yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15 hijriyah.
Ibnu Katsir menjelaskan pada saat diturunkan ke bumi, tubuh Nabi Adam gosong karena terbakar. Kemudian untuk memulihkan tubuhnya, dia berpuasa bidh, puasa menjadi putih. Sebuah hadits Nabi Muhammad menjelaskan kejadian tersebut. Artinya begini,
"Sebab dinamai ayyamul bidh adalah riwayat Ibnu Abbas ra, dinamai ayyamul bidh karena ketika Nabi Adam as diturunkan ke muka bumi, matahari membakarnya sehingga tubuhnya menjadi hitam. Allah Swt kemudian mewahyukan kepadanya untuk berpuasa pada ayyamul bidh (hari-hari putih); 'Berpuasalah engkau pada hari-hari putih (ayyamul bidh)'. Lantas Nabi Adam as pun melakukan puasa pada hari pertama, maka sepertiga anggota tubuhnya menjadi putih. Ketika beliau melakukan puasa pada hari kedua, sepertiga anggota yang lain menjadi putih. Dan pada hari ketiga, sisa sepertiga anggota badannya yang lain menjadi putih."
Dalam buku Sejarah Puasa (2021) karya Ustaz Ahmad Sarwat, Lc dijelaskan tentang persyariatan puasa umat-umat terdahulu, sebelum Islam datang. Menurutnya, puasa pertama kali, apalagi di Bulan Ramadan, terjadi pada masa Nabi Nuh as, ketika beliau keluar dari bahtera setelah banjir bandang yang menyapu sebagian besar bumi.
Mujahid berkata bahwa telah tegas pertanyaan dari Allah Swt, bahwa setiap umat telah ditetapkan untuk berpuasa Ramadhan, dan sebelum masa Nabi Nuh sudah ada umat manusia.” Demikian juga menurut Imam al Qurthubi seperti yang dikutip dari buku Misteri Bulan Ramadan karya Yusuf Burhanudin, yang pertama kali berpuasa saat Ramadhan adalah Nabi Nuh as. Nabi Nuh melakukannya saat turun dari perahunya setelah badai menimpa negeri umatnya.
Puasa saat zaman Nabi Nuh ini dilakukan sebagai tanda dan rasa syukur kepada Allah Swt, atas keselamatan dirinya dan kaumnya dari badai dan banjir yang begitu dahsyat.
Nabi Musa as, puasa selama 40 hari 40 malam dalam persiapan menerima wahyu dari Allah di Bukit Sinai. Orang-orang Yahudi menjawab berpuasa karena Allah telah menyelamatkan Nabi Musa as dan kaumnya dari serangan Raja Fir’aun. Nabi Musa as lalu berpuasa pada hari 10 Muharram sebagai bentuk syukur kepada Allah karena selamat dari kejaran Fir’aun. Puasa ini kemudian dikenal dengan istilah Puasa Asyura.
Nabi Daud as dan umatnya, mereka diwajibkan melaksanakan ibadah puasa untuk seumur hidup, dengan setiap dua hari sekali berselang-seling yaitu sehari puasa besoknya tidak dan seterusnya. Kini, umat Islam mengenalnya dengan puasa Nabi Daud, yang dikerjakan sehari puasa dan sehari tidak.
Puasa Ramadhan
18 bulan setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, lebih tepatnya pada bulan Syaban tahun kedua Hijriah, Allah SWT menurunkan perintah untuk wajib berpuasa kepada umat muslim di seluruh dunia. Allah SWT menurunkan perintah secara langsung kepada umat muslim untuk melakukan puasa pada surah Al-Baqarah ayat 183,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”
Pada ayat yang di atas dijelaskan, bahwa umat muslim yang beriman wajib untuk berpuasa seperti apa yang dilakukan umat muslim dahulu melaksanakan ibadah puasa. Puasa tersebut dilakukan selama sebulan penuh pada bulan suci Ramadhan.
Puasa pada bulan Ramadhan pertama kalinya disyariatkan pada tahun kedua Hijriah yaitu, pada Senin, 10 Syaban tahun ke-2 Hijriah atau satu setengah tahun setelah Rasulullah SAW dan umatnya hijrah dari Makkah ke Madinah. Dari awal perintah puasa pada bulan Ramadhan turun hingga Rasulullah SAW wafat, setidaknya Nabi Muhammad SAW telah melaksanakan sembilan kali puasa dalam sembilan tahun.
Puasa Ramadhan memang bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan dan menghindari perbuatan buruk dengan tujuan menahan diri dari berbagai hal yang tidak dibolehkan selama berpuasa, umat muslim diharapkan dapat lebih fokus beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kebahagiaan buka puasa bersama
Kepala Kepolisian Daerah Kepulauan Riau Irjen Pol Asep Safrudin beserta jajaran pejabat utama Polda Kepri berbuka puasa bersama para pengemudi ojek daring dan mahasiswa Cipayung Plus bertempat di pelataran parkir Masjid As Salam, Nongsa, Kota Batam, Jumat.
Dalam pengarahannya, Kapolda Kepri mengatakan kegiatan ini selain ajang silaturahim, sekaligus mendekatkan jajaran Polri dengan masyarakat.
“Tujuannya adalah menjalin hubungan silaturahim yang baik antara polisi dan masyarakat di mana kami harus bersinergi mewujudkan kamtibmas khususnya di Kepri, terkhusus lagi di Batam,” kata Asep.
Asep berharap kegiatan ini dapat menjalin ukhuwah Islamiah di masyarakat, sehingga tercipta keamanan dan ketertiban (kamtibmas) di wilayah Kepri, khususnya Kota Batam.
Jenderal polisi bintang dua itu menyebut situasi kamtibmas di wilayah Kepri selama Ramadhan yang sudah memasuki hari ketujuh berjalan tertib dan kondusif.
“Alhamdulillah situasi kamtibmas di Kepri sangat kondusif, kegiatan masyarakat tidak ada terganggu, walaupun kriminalitas seperti curanmor masih ada dan pengungkapan narkotika dan beberapa kriminalitas lainnya, namun kami tentu di bulan Ramadhan ini personel kami melakukan pengamanan di semua titik kerawanan,” ujarnya.
Mantan Wakapolda Kepri itu juga berpesan kepada mahasiswa yang hadir, agar membangun sinergi dengan jajaran kepolisian di manapun berada.
“Teman-teman mahasiswa dibutuhkan untuk berbagi informasi, berbagi pengetahuan, kemampuan bersama-sama dengan polisi untuk menjaga kamtibmas,” kata Asep.
Buka puasa bersama digelar secara sederhana tapi guyup, antara pejabat utama Polda Kepri dan para pengemudi ojek daring serta mahasiswa duduk sama rendah, berdiri sama tinggi.
Beralaskan karpet yang dibentang di area parkir masjid, Kapolda beserta jajaran buka puasa bersama dengan menu nasi kotak yang sama, yang disajikan kepada ratusan pengemudi ojek daring dan mahasiswa yang datang.
Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan kegiatan ini menyasar 550 masyarakat yang terdiri atas pengemudi ojek daring dan mahasiswa.
Menurut dia, hampir setiap hari di bulan Ramadhan Polda Kepri dan Polres jajaran melaksanakan kegiatan bakti sosial dan buka puasa bersama yang menyasar masyarakat marginal.
Hari sebelumnya, kegiatan serupa dilaksanakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Punggur, Kota Batam.
“Kegiatan sudah berkesinambungan, dari kemarin kami melaksanakan kegiatan buka puasa bersama teman-teman di wilayah marginal. Kegiatan ini berlangsung selama Bulan Suci Ramadhan,” kata Pandra.
Iklima Mutia (40) salah satu pengemudi ojek daring yang hadir acara buka puasa bersama merasa senang karena ada pihak-pihak yang memperhatikan keberadaannya.
Selain berbuka puasa, para pengemudi ojek daring dan mahasiswa mendapatkan paket lebaran berupa sembako dan sagu hati.
“Senanglah ya diperhatikan oleh bapak-bapak polisi ini. Kami berharap perhatian itu juga kami dapatkan ketika kami mengurus keperluan dengan kepolisian,” kata Mutia yang sudah sejak 2018 menjadi pengemudi ojek daring.