Usai Ancaman Trump, Ayatollah Khamenei Panggil Pejabat Militer Hingga Pemerintah
Khamanei menekankan upaya menjaga persatuan nasional saat krisis.
REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN,– Pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatollah Sayyed Ali Khamenei mengatakan pada Sabtu (8/3/2024), desakan dari beberapa negara penindas dalam perundingan tidak akan menyelesaikan masalah.
Hal tersebut disampaikan Khamenei saat menjamu personel militer senior, pejabat pemerintah, dan pejabat berbagai lembaga dalam pertemuan tahunan pada Sabtu.
Pada awal pidato di dalam pertemuan tersebut, Ayatollah Khamenei mengatakan bahwa prinsip-prinsip Barat bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
Dia menambahkan, standar ganda di Barat benar-benar memalukan bagi Peradaban Barat. "Kita tidak dapat mengikuti prinsip-prinsip peradaban Barat dalam masalah politik, ekonomi, dan masalah lainnya," tegas Ayatollah Khamenei.
"Kegigihan beberapa negara pengganggu dalam negosiasi bukanlah untuk menyelesaikan masalah, tetapi untuk mendominasi dan memaksakan harapan mereka sendiri. Republik Islam Iran pasti tidak akan menerima tuntutan mereka," ujar dia.
Pemimpin Besar menggarisbawahi seruan AS dan negara-negara Barat untuk melakukan perundingan mengenai kekuatan pertahanan Iran.
Khamenei juga mencatat bahwa klaim Eropa bahwa Iran belum memenuhi komitmennya terhadap kesepakatan nuklir yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) tidak rasional. Dia mengatakan kepada Eropa bahwa "Tidakkah kalian malu."
Ia berterima kasih kepada pemerintahan Presiden Masoud Pezeshkian atas upayanya dalam mengatasi masalah rakyat.
Khamenei pun menekankan perlunya menjaga persatuan nasional sebagai jalan keluar dari masalah."Dalam hal ekonomi, salah satu tugas paling mendasar adalah mereformasi sistem mata uang asing negara dan memperkuat mata uang nasional," katanya.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump pada Jumat (7/3/2025) mengatakan "hari-hari yang menarik" akan datang bagi Amerika Serikat (AS) dan Iran, saat ia berupaya menegosiasikan perjanjian nuklir baru dengan Teheran. Trump pun mengancam ada pilihan opsi lain yang kemungkinan merujuk pada tindakan militer.
Berbicara kepada wartawan di Ruang Oval, Trump menegaskan bahwa "hal berikutnya yang akan Anda bicarakan adalah Iran" dan berjanji bahwa "akan ada hari-hari yang menarik ke depan."
Pernyataan tersebut muncul hanya beberapa jam setelah Trump dalam wawancara dengan Fox Business Network mengungkapkan bahwa ia telah mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, untuk mengusulkan pembicaraan nuklir.
"Kami hampir mencapai tahap akhir dengan Iran. Ini akan menjadi momen yang menarik, dan kita lihat saja nanti apa yang terjadi. Tapi kita sudah di saat-saat terakhir. Saat-saat terakhir. Kami tidak bisa membiarkan mereka memiliki senjata nuklir," ujar Trump di Ruang Oval.