Peneliti: Pilkada Berjalan Lancar karena Partisipasi Rendah

KPU optimistis angka partisipasi pemilih Pilkada 2020 mencapai 70 persen.

Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi Warga menggunakan hak pilihnya saat pilkada serentak 2020.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu mengatakan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 memang berjalan baik dan lancar. Namun, menurutnya, itu terjadi karena tingkat partisipasi pemilih yang rendah.

Baca Juga


"Memang orang tidak datang gitu loh, tidak banyak yang datang. Lancar karena memang tidak banyak yang datang," ujar Yohan dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (12/12).

Ia menceritakan kondisi pemungutan suara di tempatnya yang relatif sepi. Merujuk data dari tempat pemungutan suara (TPS) di sana, hanya 50 persen yang menggunakan hak pilihnya.

Kendati demikian, ia masih menunggu data partisipasi resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebab, tahapan Pilkada di sejumlah daerah yang belum selesai.

"Saya track juga di data yang baru masuk itu datanya memang rata-rata baru 50 persen yang masuk di Sirekap itu. Jadi belum bisa ketauan," ujar Yohan.

Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, KPU belum bisa menyebut angka partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 karena belum selesainya semua tahapan. Namun, ia optimistis, angkanya mencapai 70 persen lebih.

"Laporan dari daerah, kecenderungan partisipasi bisa mencapai 70 persen atau lebih,” ujar Arief dalam sebuah diskusi daring, Jumat (11/12).

Meski target tingkat partisipasi pemilih sebesar 77,5 persen, angka tersebut dinilai cukup memuaskan. Sebab, pelaksanaan Pilkada di tengah pandemi Covid-19 bukan merupakan hal yang mudah.

Di samping itu, ia melihat adanya kenaikan tingkat partisipasi pemilih sejak pemilihan umum (Pemilu) 2014. Saat itu, angka partisipasi pemilihnya mencapai 75,11 persen.

"Tren naik terus berlanjut di Pilkada 2015, 2016, dan 2017. Bahkan pada Pemilu 2019 mencapai angka partisipasi tertinggi,” ujar Arief. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler