Kamis 05 Mar 2020 22:02 WIB

IDI: Tingkat Kesembuhan Corona Capai 97 Persen

IDI imbau warga tidak gegabah dalam membeli perlengkapan kesehatan seperti masker.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ratna Puspita
Petugas berjalan memasuki kereta inspeksi yang dipasang iklan sosialisasi pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19) di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Kamis (5/3).
Foto: Republika/Abdan Syakura
Petugas berjalan memasuki kereta inspeksi yang dipasang iklan sosialisasi pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19) di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Kamis (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Faqih mengungkapkan bahwa tingkat fatalitas paparan virus Corona hanya mencapai tiga persen. Artinya, dia mengatakan, sebagian besar pasien positif Corona akan sembuh.

"Angka kematian akibat virus Corona itu hanya di angka dua sampai tiga persen. Artinya ada 97 persen kesempatan bagi pasien untuk sembuh dari penyakit yang mereka derita," kata Daeng Faqih dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/3).

Baca Juga

Faqih menjelaskan, setiap virus termaduk Covid-19 bersifat self limiting disease. Artinya, virus tersebut akan mati dan hilang dengan sendirinya dari dalam tubuh. Karena itu, hal terpenting adalah tetap menjaga kesehatan badan.Faqih menjelaskan, kesehatan badan akan berdampak pada tingkat imunitas tubuh guna melawan segala macam virus. Sebabnya, dia mengatakan, pengobatan bagi penderita virus Corona adalah imunitas tubuh yang harus di jaga supaya bisa melawan virus tersebut.

"Jadi bukan kita yang kalah oleh virus. Kalau imunitas kita kalah berarti kita yang mati tapi jika sebaliknya ya virus itu yang mati," kata Faqih lagi.

Dia mengungkapkan, tiga persen tingkat kematian yang terjadi mayoritas pasien telah memiliki penyakit lain atau kasus-kasus penyakit penyerta, semisal gagal ginjal, diabetes atau lain-lain. Faqih menjelaskan, kondisi ketahanan pasien tersebut akan semakin lemah karena terjangkit virus Corona. 

"Jadi kalau yang murni meninggal karena virus itu nggak ada. Kalau ada yang meninggal, yang tiga persen itu yang memang daya tahan tubuhnya rendah," katanya.

Mengacu pada data yang dipaparkan IDI hingga Rabu (4/3) lalu, tercatat ada 94.257 kasus positif Corona di seluruh dunia. Angka kematian sebesar 3220 kasus sementara 51.203 kasus lainnya berujung pada kesembuhan pasien.

Jumlah korban meninggal berasal dsri berbagai negara terpapar semisal China (2981) Korea Selatan (35) Iran (92) Italia (79) Jepang (6) Prancis (4) Spanyol (1) Amerika Serikat (9) dan Hongkong (2).

Melihat hal tersebut, IDI meminta masyarakat untuk tidak panik. IDI juga mengimbau warga untuk tidak gegabah dalam membeli perlengkapan kesehatan semisal masket, hand sanitizer hingga obat-obatan tertentu.

IDI menegaskan bahwa penggunaan masker hanya diperuntukan bagi orang sakit. Sementara orang yang sehat lebih dianjurkan untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir.

Dokter Erlina Burhan Sp.P(K) dalam penjelasannya terkait penyakit Covid-19 mengatakan bahwa seluruh orang yang memiliki penyakit infeksi saluran pernapasan seperti influenza, TBC, dan termasuk virus Corona wajib memakai masker agar tidak menularkan ke orang lain. Dia mengatakan, dalam pencegahan Covid-19 lebih efektif cuci tangan dengan sabun ketimbang menggunakan masker.

Erlina menjelaskan, Covid-19 menular melalui droplet atau percikan yang keluar dari mulut atau hidung orang yang sakit lalu menempel pada berbagai benda seperti kursi, meja, atau di transportasi. Benda-benda tersebut umum dipegang oleh banyak orang dan bisa memindahkan virus dari benda ke tangan seseorang. 

Virus yang bagiannya memiliki lapisan lemak akan terganggu detergen saat mencuci tangan sehingga merusak susunan virus dan membuatnya mati.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement