REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Larut dalam kesedihan itu sendiri menjadi tantangan terberat seseorang karena merasa tidak punya kendali atas kesedihan yang dirasakan. Embrace atau menerima kenyataan bisa membantu seseorang bangkit kembali dari kesedihan berkepanjangan.
"Terima kenyataan bahwa saya memang sedih. Berikan waktu untuk diri Anda bersedih, menangislah jika ingin menangis," kata psikooog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Jumat (6/3).
Cobalah bayangkan perasaan sedih itu sebagai sesuatu yang melekat di diri kita, menjadi bagian kita dan milil kita bukan sebaliknya sehingga kendali tetap ada di tangan kita.
Mulai susun aktivitas harian, mulal dari yang ringan dulu saja. Lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki, karena olahraga dapat memunculkan anti stress hormon yang dapat membantu lebih relaks.
Orang-orang di sekitar juga bisa membantu dengan mendampingi/menemani tanpa banyak tanya yang membuat ia kembali harus mengingat-ingat.
Orang lain juga dapat menawarkan bantuan apa pun yang dibutuhkan termasuk saat butuh teman untuk bicara atau sekedar menemani
"Hindari terlalu banyak menasehati atau memberikan tuntutan yang berat," kata Vera.
Setelah itu, ingat bahwa masih ada orang lain yang membutuhkan kehadiran/peran aktif kita, misalnya istri yang baru saja kehlangan suami, masih ada anak yang membutuhkan peranan ibu ke depannya.