REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Temuan baru mendukung teori evolusi yang dicetuskan 161 tahun lalu oleh naturalis Charles Darwin. Penelitian yang dipimpin oleh Laura van Holstein, dari Departemen Antropologi Biologi Cambridge, mengonfirmasi bahwa subspesies mamalia lebih penting dalam evolusi yang diperkirakan sebelumnya.
Penelitian yang diterbitkan Rabu (18/3) dalam jurnal Proceedings of Royal Society B mengatakan, penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi spesies mana yang paling mungkin menjadi terancam punah atau punah.
Studi ini didasarkan pada karya Darwin yang dijelaskan dalam bukunya tahun 1859 On the Origin of Species. Dalam buku tersebut, Darwin membuat hipotesis seleksi alam, yang umumnya dikenal sebagai survival of the fittest.
Dia menerbitkan buku tersebut setelah mengunjungi Kepulauan Galapagos untuk mengamati dinamika tanaman dan hewan di sana. Darwin berpendapat bahwa organisme berevolusi melalui seleksi alam. Pengamatan ini menimbulkan banyak kontroversi.
"Darwin mengatakan garis keturunan hewan dengan lebih banyak spesies juga harus mengandung lebih banyak varietas," kata Van Holstein.
Van Holstein menjelaskan, subspesies adalah definisi modern. Penelitiannya yang menyelidiki hubungan antara spesies dan variasi subspesies membuktikan bahwa subspesies memainkan peran penting dalam dinamika evolusi jangka panjang dan dalam evolusi spesies pada masa depan.
"Dan mereka selalu memilikinya. Itulah yang dicurigai Darwin ketika dia mendefinisikan apa sebenarnya spesies itu," katanya.
Penelitian saat ini mengonfirmasi hipotesis Darwin menggunakan bukti dari para naturalis yang bekerja sebelum Darwin. Penelitian juga mengonfirmasikan bahwa perubahan evolusioner terjadi secara berbeda pada mamalia darat dan laut. Sebagian besar karena perbedaan kemampuan mereka untuk berkeliaran dengan bebas.
Menurut Van Holstein, penghalang alami seperti pegunungan dapat memisahkan kelompok hewan dan mengirim mereka dalam perjalanan evolusi mereka sendiri. "Mamalia terbang dan mamalia laut seperti kelelawar dan lumba-lumba memiliki lebih sedikit hambatan fisik di lingkungan mereka," katanya.
Kemampuan atau ketidakmampuan spesies untuk berkeliaran dapat dikompromikan oleh aktivitas manusia, termasuk penebangan atau penggundulan hutan. Studi ini dapat digunakan untuk mengantisipasi bagaimana gangguan ini dapat memengaruhi habitat spesies.