Senin 23 Mar 2020 12:54 WIB

Stafsus: Generasi Muda adalah Penular Terbesar Corona

Generasi muda harus menahan diri untuk tidak pergi keluar jika tidak terpaksa.

Virus Corona di Indonesia
Foto: Infografis Republika.co.id
Virus Corona di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Milenial Presiden, Adamas Belva Syah Devara, mengatakan generasi muda atau milenial harus menahan diri untuk tidak pergi keluar jika tidak terpaksa. Sebab, anak muda adalah generasi penular terbesar virus coronapenyebab Covid-19.

"Generasi milenial adalah generasi penular terbesar. Kalau kita lihat angka di Korea Selatan di mana mereka tes banyak sekali orang, di situ yang dapat dilihat adalah 30 persen dari kasus adalah umurnya 20 sampai 29 tahun," kata pendiri aplikasi Ruang Guru itu dalam konferensi pers di Graha Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Senin (23/3).

Baca Juga

Belva dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengatakan, grup umur itu adalah kelompok grup terbesar dibandingkan kelompok umur 30-39 tahun. Bahkan, grup umur itu dua kali lebih besar dari kelompok 40-49 tahun.

Menurut dia, berdasarkan angka itu menunjukkan bahwa kelompok usia muda meski tidak menunjukkan gejala tapi menjadi penginfeksi terbesar yang menularkan ke orang lain. Karena itu, dia minta generasi muda tidak meremehkan penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru itu.

Meski mungkin tidak berbahaya bagi usia muda yang sehat dengan stamina baik, Covid-19 sangat berbahaya bagi yang rentan seperti kaum usia lanjut. "Semua harus tahu bahwa kita semua punya peran penting untuk menghentikan penyebaran virus ini," kata dia.

Dia mengatakan jika generasi muda tetap bersikeras keluar rumah, meski tidak terpaksa karena tuntutan pekerjaan dan lain sebagainya, maka tindakan itu merupakan penyebab virus COVID-19 dapat menyebar dengan cepat di masyarakat. Hal itu karena generasi muda memiliki mobilitas yang tinggi dan memperbesar kemungkinan penularan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement