REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konten, baik berupa foto, berita atau pun video yang menyebar luas dengan cepat di dunia maya terkadang belum tentu valid kebenarannya. Namun, konten-konten viral tersebut sudah mampu memengaruhi hidup banyak orang.
Direktur Eksekutif SAFEnet Damar Juniarto mengungkapkan, konten viral yang didapat oleh orang-orang, seringnya bukan dari sumber pertama atau pengunggah pertama kali. Melainkan dari sumber kedua atau orang yang telah mengamplifikasi konten bersangkutan. Contohnya, akun media sosial yang mengunggah ulang konten viral.
"Sebetulnya kita mem-follow akun yang lebih banyak mencari sensasi daripada substansi. Dia (akun tersebut-Red) memang tujuannya agar banyak yang merespons. Ingin kontennya itu banyak yang mengunjungi," ujar Damar saat dihubungi Republika.co.id, beberapa waktu lalu.
Selain agar banyak pengunjung, akun-akun seperti itu juga sering kali berupaya membuat premis dan mengarahkan pendapat orang lain. Yang sering terjadi, orang tidak sadar ketika ada bagian-bagian tertentu, seperti konteks yang dihilangkan dari sebuah peristiwa yang dibagikan.