Kamis 02 Apr 2020 17:46 WIB

Hubungan Ibu-Anak Hadapi Stres Social Distancing Covid-19

Anak butuh informasi faktual saat terjadi social distancing karena pandemi covid-19

Intan Diani Budiman, M.Psi., Psikolog (Psikolog RS Sari Asih Ciputat).
Foto: RS Sari Asih Ciputat
Intan Diani Budiman, M.Psi., Psikolog (Psikolog RS Sari Asih Ciputat).

Intan Diani Budiman, M.Psi., Psikolog (Psikolog RS Sari Asih Ciputat)

Sudah hampir dua minggu work from home (WFH), kira-kira sudah banyak kendalakah di rumah? Apakah Bunda semakin stres?

Saat orang tua mengalami kecemasan yang berlebihan, stres yang tinggi, maka anak akan menangkap sinyal-sinyal emosi negatif dari orang tua, misalnya anak jadi ikutan cemas, rewel, tantrum, bahkan meminta perhatian yang lebih.

Apalagi, anak sudah bertanya-tanya, kapan ia mulai sekolah dan bermain lagi dengan teman-temannya.

Berikut hal yang bisa Bunda lakukan di rumah.

- Anak juga membutuhkan informasi yang faktual sehingga Bunda bisa memberikan penjelasan mengenai Covid-19. Komunikasinya disesuaikan dengan usia anak ya Bunda.

- Yakinkan kepada anak bahwa petugas kesehatan dan pihak sekolah sudah bekerja keras untuk memastikan setiap orang tetap sehat.

- Berikan pemahaman alasan anak perlu belajar dan bermain di rumah. Selama anak di rumah, berikan pemahaman bahwa anak juga bisa membantu petugas kesehatan dalam memutus rantai virus.

- Mengajarkan anak mengenai langkah-langkah pencegahan, misalnya cuci tangan dengan menggunakan air dan sabun, jika tidak ada air bisa dengan hand sanitizer, menutup mulut ketika bersin dan batuk, memberi tahu orang tua jika merasa tidak enak badan, dan menjaga kebersihan di rumah.

- Beri tahu anak bahwa orang tua siap menjadi pendengar yang baik. Biarkan anak untuk bercerita mengenai apa yang mereka rasakan selama masa sulit ini.

- Membatasi tontonan televisi dan menyaring informasi yang diperoleh melalui akses internet. Saat ini banyak sekali informasi yang tidak sesuai dan bisa memberikan dampak tertentu kepada anak.

- Perbanyak aktivitas yang melibatkan gerakan fisik, baik motorik halus maupun kasar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement