REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika melihat ada orang kejang, cobalah untuk memberikan pertolongan pertama. Langkah pendahuluannya ialah mengamankannya dari potensi bahaya yang ada di sekitar.
"Misalnya pasien kejang sedang duduk di kursi, dia tidak sadar hampir jatuh, amankan supaya kepala tidak terbentur ke lantai," jelas dokter spesialis saraf, dr Darma Imran SpS(K) ketika dihubungi Republika.co.id, Senin.
Andaikan orang yang kejang sudah jatuh ke lantai, carikan bantal atau alas lain supaya kepalanya tidak menghantam lantai. Berikutnya, pastikan saluran napasnya bebas.
Kejang bisa datang kapan saja, misalnya, ketika orang sedang makan. Ketika itu terjadi, makanan berpotensi masuk ke tenggorokan atau gigi palsu bisa terlepas dan masuk. Selain itu, lidahnya juga bisa jatuh ke belakang.
Darma menjelaskan, mengamankan saluran napas artinya membantu orang kejang agar tak ada penghalang di saluran napasnya. Jadi, jangan menaruh apapun di mulutnya.
"Banyak orang gunakan kopi di mulut, itu tidak boleh dilakukan," ujar dokter yang praktik di RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Untuk mencegah lidah jatuh ke belakang, bantu orang yang kejang dengan memiringkan posisi tubuhnya. Dengan begitu, lidahnya otomatis ke depan.
Sementara itu, bila pasien kejang dalam keadaan berbaring, lakukan sniffing position. Luruskan lehernya lalu buat kepalanya agak agak mendongak dengan posisi berbaring menghadap ke atas.
"Itu yang harus dikerjakan saat orang kejang," jelas Darma.
Apakah perlu memanggil tenaga medis? Biasanya kejang berlangsung beberapa detik saja. Ia menyarankan untuk segera setelah selesai kejang lihat kondisi orang yang mengalaminya.
"Habis kejang, biasanya tidak langsung sadar. Ketika ia tersadar, tanyakan, bila pertama kali kejang, bawa ke rumah sakit," kata Darma.
Selain akibat epilepsi maupun gejala komplikasi Covid-19, kejang juga bisa terjadi akibat efek obat. Kurang tidur dan minum alkohol juga dapat menjadi pencetusnya.
"Itu yang memudahkan kejang," ucap Darma.