Rabu 08 Apr 2020 15:44 WIB

Ilmuwan Temukan Hutan Bawah Laut Berusia 60 Ribu Tahun

Bada Ivan mengungkap utan bawah laut yang tersembunyi.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Kayu yang ditemukan dalam hutan bawah laut berusia 60 ribu tahun.
Foto: cnn
Kayu yang ditemukan dalam hutan bawah laut berusia 60 ribu tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir 60 ribu tahun lalu, ketika manusia prasejarah baru saja mulai keluar dari Afrika, saat itulah hutan pohon cemara tumbuh di tepi sungai dekat Teluk Meksiko. Ketika pohon-pohon menjadi tua, mereka tumbang dan terkubur di bawah endapan.

Ketika permukaan laut naik, sisa-sisa hutan tersebut tertutup sekali lagi. Namun, saat ini para ilmuwan telah menemukan hutan yang telah terkubur itu. Bahkan, ada harta karun yang menarik sebagai sisa-sisa peninggalan hutan dari 60 ribu tahun lalu ini.

Baca Juga

Dilansir CNN, harta karun dari hutan itu mungkin adalah rahasia untuk menciptakan obatan-obatan yang berguna untuk menyelamatkan nyawa mahluk hidup di Bumi. Selama ribuan tahu, hutan kuno ini tidak pernah tersentuh.

Hingga pada 2004, Badai Ivan menghantam Gulf Coast dan menyapu dasar laut, serta endapan yang membuat hutan tetap terkubur. Sejak itu, situs yang kini berada di bawah permukaan laut di lepas pantai Alabama, Mobile Bay, telah dikunjungi oleh beberapa ilmuwan, hingga pembuat film.

Tetapi baru pada Desember 2019 sebuah tim ilmuwan dari Northeastern University dan University of Utah memulai ekspedisi yang didanai oleh NOAA untuk menyelam ke perairan dan membawa kembali potongan kayu untuk dipelajari. Brian Helmuth, seorang profesor ilmu kelautan dan lingkungan di Northeastern University, adalah salah satu ilmuwan yang menyelam.

"Itu adalah hari yang sangat menyenangkan. Cukup tenang di permukaan dan kami berharap itu sama-sama baik di bagian bawah. Tetapi, kami sampai di dasar dan rasanya seperti menyelam dalam susu cokelat, kami benar-benar tidak bisa melihat tangan kami di depan wajah kami,” ujar Helmuth.

Kondisinya kurang dari ideal dan fakta bahwa tim penyelam sebelumnya melihat banyak hiu di daerah itu membuat ekspedisi agak berisiko. Namun, saat para ilmuwan akhirnya dapat mencapai hutan kuno tersebut, mereka sangat terkagum-kagum.

"Itu benar-benar menakjubkan. Kami menyelam di sekitar tepi dasar sungai kuno ini. Di sebelah kiri kami ada sisa-sisa tunggul raksasa dan kayu asli yang keluar dari tanggul tepi sungai,” jelas Helmuth.

Helmuth juga mengungkapkan meski visibilitasnya tidak bagus, Anda bisa dengan mudah membayangkan itu menjadi tepi hutan cemara dan  perasaan takut seakan mundur dalam waktu. Ia juga mengatakan kayu yang telah berusia 60 ribu tahun dari hutan itu masih sangat terawat karena telah terkubur di bawah lapisan sedimen yang mencegah oksigen membusuk.

"Itu benar-benar tampak seperti sesuatu yang dapat Anda ambil mulai hari ini. Masih ada kulit kayu di atasnya. Itu masih memiliki semua warna di bagian dalam. Itu dikunci selama 60.000 tahun," kata Helmuth.

Namun, tidak hanya sampai di sana kegembiraan para ilmuwan yang menemukan hutan kuno. Setelah mengambil kayu sebagai sampel untuk diteliti di laboratorium, ada hal yang lebih menakjubkan.

"Kami dapat melihat organisme apa yang telah mengambil keuntungan dari kayu kuno yang terbuka ini. Berbagai jenis hewan terkubur di sana dan jenis hewan apa yang hidup di atasnya juga," jelas Francis Choi, seorang manajer laboratorium senior di Pusat Ilmu Kelautan Universitas Northeastern.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement