REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mulai mengoperasikan Laboratorium Pemeriksa Covid-19 pada Senin (13/4). Laboratorium RS UNS yang berlokasi di Kartasura Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tersebut sudah melayani pemeriksaan sampel swab pasien dalam pengawasan (PDP) dan suspect Covid-19.
Juru bicara Satgas Covid-19 RS UNS, Tonang Dwi Ardyanto, mengatakan, Laboratorium yang menggunakan Teknik Real-time polymerase chain reaction (PCR) sebagai metode pemeriksaan tersebut telah divisitasi oleh Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta. Berbekal hasil visitasi tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah membagi wilayah kerja Rumah Sakit UNS untuk melayani pemeriksaan sampel swab yang diterima dari Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan di wilayah eks Karesidenan Surakarta, Semarang dan Pati.
Alat uji laboratorium RS UNS memiliki kapasitas 50 spesimen per hari. Pelayanan penerimaan sampel dibuka 24 jam dan pemeriksaan dilakukan setiap hari.
"Hasil uji PCR dkami targetkan keluar keesokan harinya jika kondisi pemeriksaan wajar atau tidak ada pengulangan. Namun, jika ada pengulangan, maka waktu pemeriksaan bisa lebih panjang," kata Tonang kepada wartawan, Senin (13/4).
Dia menjelaskan mengenai teknis pemeriksaan, spesimen yang diterima sebelum pukul 12.00 WIB akan dikerjakan hari itu. Namun, jika spesimen diterima setelah pukul 12.00 WIB, maka akan dikerjakan keesokan harinya.
Menurutnya, laboratorium tersebut didukung empat dokter spesialis, dua orang ahli biologi, dan dua orang analis laboratorium. Selain itu, terdapat delapan tenaga ahli dan sejumlah staf pendukung.
Pemeriksaan dilakukan setiap hari sehingga hasil uji yang keluar ditargetkan mencapai 350 sampel dalam sepekan. Selain itu, hasil uji bisa lab diterima lebih cepat karena menghilangkan masa pengiriman spesimen.
"Kami menggunakan alat lama. Jadi, kalau bisa mendapatkan tambahan alat baru, jumlahnya bisa lebih dari itu. Tapi, kami harus memastikan pasokan reagen dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kalau keduanya lancar, target itu pasti terpenuhi," paparnya.
Meski demikian, Tonang menyebut masih ada beberapa kendala yang dihadapi Laboratorium RS UNS. Di antaranya ketersediaan alat pelindung diri (APD) dan ketersediaan reagen. Tonang mengungkapkan, reagen dikirim susul menyusul karena tak bisa disimpan terlalu lama. Dia berharap saat uji swab dilakukan, ketersediaan reagen mencukupi. Namun, jika terjadi kekurangan, maka spesimen yang sudah diambil harus disimpan dalam ruang bersuhu -80 derajat celcius sampai kedatangan reagen berikutnya.
Di Jawa Tengah, Kemenkes menunjuk empat laboratorium rujukan, yakni RS UNS, RSUP dr Kariadi, RS Nasional Diponegoro, serta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor Dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga. Laboratorium Pemeriksa Covid-19 wilayah Jawa Tengah dan DIY berada di bawah koordinasi BBTKLPP Yogyakarta.