REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Alifa Kids Centre menggelar diskusi online bertema “Bahagia itu mencerdaskan”, Kamis (15/5). Diskusi menghadirkan dua nara sumber. Keduanya adalah Sukiman, pengembang Teknologi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kemdikdud; dan Eka Putri Handayani, direktur Alifa Kids Centre dan Praktisi PAUD.
Sukiman menyampaikan paparan berjudul Pembelajaran Anak PAUD oleh Orang Tua di Era Pandemi Covid-19. Ia mengatakan, menurut teori neuroscience (teori perkembangan otak), bahagia adalah prasyarat untuk anak bisa belajar dengan baik. “Bahagia menyebabkan sistem limbik (pusat emosi) anak akan terbuka sehingga siap untuk menerima berbagai pembelajaran,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Mengutip Motenssori, ia menguraikan bahwa, “bagian terpenting dari kehidupan bukanlah di universitas, tetapi pada periode awal anak dilahirkan dari usia0 sampai dengan 6 tahun, karena pada masa ini seluruh instrumen besar manusia terbentuk. Pada kurun waktuini juga masa yang kritis dan tidak akan terulang lagi.”
Pengembang teknologi pembelajaran PAUD Kemdikbud ini menambahkan, harapan setiap orang tua tentu menginginkan agar anaknya berkembang menjadi anak yang berakhlak mulia, sehat, cerdas, tangguh, bahagia, dan berguna bagi sesama.“Setiap anak memiliki potensi untuk menjadi anak hebat, namun mereka membutuhkan bimbingan orang tua, guru, dan para ahli. Orang tua selain mendampingi dan memilih pendidikan yang tepat merupakan jalan terbaik untuk membekali anak agar menjadiorang hebat,” imbuhnya.