Sabtu 23 May 2020 06:45 WIB

Inggris akan Uji Coba Obat Peningkat Sel Imun

Pasien Covid-19 yang sakit parah diketahui memiliki sel imun yang sangat rendah.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Penelitian obat untuk pasien Covid-19 (ilustrasi). Inggris akan menguji coba obat yang diharapkan dapat membantu menyelamatkan pasien Covid-19 yang kondisinya parah.
Foto: www.freepik.com
Penelitian obat untuk pasien Covid-19 (ilustrasi). Inggris akan menguji coba obat yang diharapkan dapat membantu menyelamatkan pasien Covid-19 yang kondisinya parah.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ilmuwan Inggris akan mulai menguji suatu pengobatan yang diharapkan dapat mengatasi efek Covid-19 pada pasien yang paling sakit parah. Mereka yang didera efek paling parah dari Covid-19 diketahui memiliki jumlah sel kekebalan, yakni sel-T, yang sangat rendah.

Sel-T bertugas membersihkan infeksi dari tubuh. Dilansir BBC, Sabtu (23/5), uji klinis akan mengevaluasi apakah obat yang disebut interleukin 7, yang dikenal untuk meningkatkan jumlah sel-T, dapat membantu pemulihan pasien.

Baca Juga

Uji klinis ini melibatkan para ilmuwan dari Francis Crick Institute, King's College London, dan Rumah Sakit Guy dan St Thomas. Mereka telah melihat sel-sel kekebalan dalam darah dari 60 pasirn Covid-19 dan menemukan penurunan yang signifikan dalam jumlah sel-T.

Profesor Adrian Hayday dari Crick Institute mengatakan, itu adalah kejutan besar untuk melihat apa yang terjadi dengan sel-sel kekebalan.

"Mereka berusaha melindungi kita, tetapi virus itu tampaknya melakukan sesuatu yang membuat sel-T terjungkal, karena jumlahnya  telah menurun secara dramatis," kata Prof Hayday.

Dalam mikroliter (0,001ml) tetesan darah, orang dewasa sehat normal memiliki antara 2.000 dan 4.000 sel-T alias limfosit T. Pasien Covid yang dites tim memiliki antara 200-1.200 limfosit T.

Para peneliti mengatakan, temuan ini membuka jalan bagi mereka untuk mengembangkan "tes sidik jari" untuk memeriksa kadar sel-T dalam darah yang dapat memberikan indikasi awal siapa yang mungkin akan mengembangkan penyakit yang lebih parah. Tetapi . ini juga memberikan kemungkinan untuk pengobatan khusus untuk membalikkan penurunan sel kekebalan.

Konsultan perawatan kritis di Rumah Sakit Guy dan St Thomas, Manu Shankar-Hari mengatakan bahwa sekitar 70 persen dari pasien yang ia lihat dalam perawatan intensif dengan Covid-19 tiba dengan kadar limfosit antara 400-800 per mikroliter. 

"Ketika mereka mulai pulih, tingkat limfosit mereka juga mulai naik kembali," jelasnya.

Interleukin 7 telah diuji pada sekelompok kecil pasien dengan sepsis dan terbukti secara aman meningkatkan produksi sel-sel spesifik ini. Dalam uji coba ini, obat akan diberikan kepada pasien dengan jumlah limfosit yang rendah yang telah berada dalam perawatan kritis selama lebih dari tiga hari.

Shankar-Hari mengatakan, mereka berharap bahwa ketika jumlah sel meningkat, infeksi virus akan sirna. Sebagai dokter perawatan kritis, ia merawat pasien yang sakit parah. Menurutnya, selain perawatan suportif, mereka tidak memiliki perawatan aktif langsung terhadap penyakit ini.

"Jadi perawatan seperti ini dilakukan dalam konteks uji klinis sangat menggembirakan bagi dokter perawatan kritis di Inggris," kata Shankar-Hari.

Penelitian ini juga memberikan wawasan tentang cara-cara khusus di mana penyakit ini berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh, yang menurut Prof Hayday akan sangat penting karena para ilmuwan di seluruh dunia mencari informasi yang berharga secara klinis.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya