Kamis 21 May 2020 01:00 WIB

China Kembangkan Obat yang Berpotensi Hentikan Pandemi

Obat yang dikembangkan peneliti China persingkat waktu pemulihan dari Covid-19.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Obat-obatan (Ilustrasi). Peneliti di China mengeklaim telah sukses melakukan uji coba obat Covid-19 pada hewan.
Foto: PxHere
Obat-obatan (Ilustrasi). Peneliti di China mengeklaim telah sukses melakukan uji coba obat Covid-19 pada hewan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Sekelompok ilmuwan asal China dilaporkan tengah mengembangkan sebuah obat yang diklaim dapat membantu menghentikan pandemi penyakit akibat infeksi virus corona jenis baru (Covid-19), kemungkinan tanpa kehadiran vaksin. Obat yang diteliti di Peking University ini juga disebut telah diuji dan memberi hasil sukses terhadap hewan.

Tim peneliti mengatakan obat tersebut dapat mempersingkat waktu pemulihan untuk pasien yang terinfeksi virus corona jenis baru. Hasil tes yang dilakukan juga menunjukkan bahwa obat memiliki potensi untuk menawarkan kekebalan jangka pendek dari virus.

Baca Juga

“Obat ini telah berhasil pada tahap pengujian pada hewan. Ketika kami menyuntikkan antibodi penawar ke tikus yang terinfeksi dan kadar virus berkurang dengan faktor 2.500 lima hari setelahnya,” ujar Sunney Xie, direktur Advanced Innovation Center for Genomics di Peking University, dilansir Times Now News, Rabu (20/5).

Xie mengatakan, hasil penelitian menunjukkan bahwa obat potensial ini memiliki efek terapeutik. Obat bekerja dengan menghasilkan antibodi penawar, yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh manusia untuk mencegah sel-sel yang menginfeksi virus. Peneliti mengambil sampel dari darah 60 pasien yang telah pulih dari Covid-19.

"Harapannya antibodi yang dinetralkan ini bisa menjadi obat khusus, yang akan menghentikan pandemi Covid-19,” jelas Xie.

Studi juga mengatakan antibodi memberikan 'penyembuhan' potensial untuk penyakit dan mempersingkat waktu pemulihan. Xie mengatakan, pendekatan genom sel tunggal dapat secara efektif menemukan antibodi penawar.

“Keahlian kami adalah genomik sel tunggal daripada imunologi atau virologi. Ketika kami menyadari bahwa pendekatan genom sel tunggal dapat secara efektif menemukan antibodi penawar yang membuat kami senang,” ungkap Xie.

Xie mengatakan, obat itu akan dipersiapkan untuk dapat digunakan pada akhir tahun ini, tepat waktu untuk kemungkinan wabah virus kembali berlangsung di musim dingin. Pekan lalu, seorang pejabat kesehatan China mengungkapkan bahwa negara itu sedang mengerjakan lima vaksin Covid-19 potensial yang sedang dalam tahap percobaan kepada manusia.

Sementara itu, perusahaan bioteknologi Massachusetts, AS, Moderna mengatakan, vaksin coronavirus mRNA-1273 telah menunjukkan hasil positif dalam percobaan awal pada manusia. Uji dosisnya akan dilanjutkan pada Juli.

Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, China pada Desember 2019. Sejak saat itu, virus terus menyebar secara global ke berbagai negara lainnya di dunia.

Berdasarkan data laman Worldometers, hingga Rabu (20/5), terdapat 4.989.094 kasus Covid-19 di seluruh dunia dan 324.966 kematian di seluruh dunia. Sementara, jumlah pasien yang telah dinyatakan pulih adalah 1.959.229.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement