Ahad 31 May 2020 21:30 WIB

Legislator: Sekolah di Zona Merah dan Kuning Belajar Daring

'Anak-anak tidak masuk sekaligus, dibatasi. Ada yang masuk hari ini, ada yang besok.'

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi
Foto: Dian Erika Nugraheny / Republika.
Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi menyoroti terkait rencana pemerintah membuka kembali sekolah di tengah pandemi Covid-19. Ia pun sepakat dengan opsi yang ditawarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bahwa sekolah yang berada di zona merah dan kuning untuk tetap belajar secara daring.

"Kami lebih sepakat untuk daerah zona merah dan kuning tetep melakukan opsi kedua yaitu dibuka Juli tapi daring," kata Dede kepada Republika, Ahad (31/5).

Baca Juga

Sementara untuk sekolah di zona hijau diperbolehkan dibuka kembali. Alasannya lantaran daerah di zona tersebut dinilai sudah tidak ada penyebaran. 

Kendati demikian ia menilai pemerintah juga perlu memperhatikan sekolah yang berada di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Sebab menurutnya tidak semua daerah bisa mengakses pendidikan secara daring.

"Apabila daerah-daerah yang tidak bisa menggunakan daring, ada daerah namanya 3T, daerah yang memang infrastruktur daerahnya yang susah, itu saya juga mendapat laporan bahwa ternyata daring tidak bisa tapi guru yang datang ke rumah, guru akan kerja lebih ekstra lagi, jadi ini harus jadi catatan penting," tutur politikus Partai Demokrat tersebut.

Meski sekolah di zona hijau bisa kembali dibuka, ia menyarankan agar dilakukan simulasi terlebih dahulu. Menurutnya, simulasi bisa dilakukan dengan menguji coba terlebih dulu di beberapa contoh sekolah secara bergiliran.

"Jadi anak-anak tidak masuk sekaligus, dibatasi, gantian. Jadi ada yang masuk hari ini, ada yang masuk besok, jadi gonta-ganti," ujarnya.

Siswa yang masuk juga dibatasi. Misalnya dalam satu sekolah diisi oleh 400 siswa, yang masuk kini dibatasi 100 orang, sisanya daring.

"Ada kloternya dengan di dalamnya menggunakan metode sosial distancing, jarak, pakai masker, hand sanitizer, tidak boleh ada kantin dibuka," jelasnya.

Sementara untuk sekolah yang berada di zona merah dan kuning ia berharap tetap belajar melalui daring. Menurutnya pemerintah harus memprioritaskan kesehatan siswa. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement