REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jerman akan mewajibkan semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) menyediakan pengisian daya untuk baterai mobil listrik. Hal ini sebagai upaya untuk mendorong permintaan kendaraan ramah lingkungan.
Langkah ini dapat memberikan dorongan signifikan terhadap permintaan kendaraan listrik bersama. Kemudian juga menjadi rencana stimulus yang lebih luas yang mencakup pajak untuk pemilikan kendaraan pembakaran konvensional dan subsidi 6.000 euro bagi kendaraan listrik.
Pengumuman Jerman mengikuti rencana Prancis untuk meningkatkan penjualan mobil listrik yang diumumkan minggu lalu oleh Presiden Macron.
"Ini adalah komitmen yang sangat jelas untuk kendaraan bertenaga baterai dan menetapkan mobilitas listrik sebagai teknologi masa depan," tulis spesialis penyimpanan energi The Mobility House, yang investornya termasuk Daimler, dan aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi.
Dalam laporan yang dilansir melalui reuters, Ahad (7/6), secara internasional ini menempatkan Jerman dalam kelompok pendukung kendaraan listrik baterai terkemuka. Sebagai bagian dari stimulus pemerintah, 2,5 miliar euro akan dihabiskan untuk produksi sel baterai dan infrastruktur pengisian, bidang di mana perusahaan minyak utama, utilitas dan pembuat mobil, termasuk Shell, Engie, dan Tesla, berlomba-lomba untuk mendominasi.
Permintaan pelanggan untuk mobil listrik telah dibatasi oleh kekhawatiran tentang jangkauan operasi kendaraan yang terbatas. Di Jerman, mobil listrik hanya mengambil porsi 1,8 persen dari registrasi mobil penumpang baru tahun lalu, dengan mobil diesel dan bensin masing-masing menyumbang 32 persen dan 59,2 persen.