Rabu 10 Jun 2020 22:37 WIB

Lima Prinsip Mengasuh Anak

Pengasuhan anak haruslah berprinsip pada kebaikan anak dan orang tua.

Pengasuhan anak haruslah berprinsip pada kebaikan anak dan orang tua (Foto: ilustrasi keluarga bahagia)
Foto: Pixabay
Pengasuhan anak haruslah berprinsip pada kebaikan anak dan orang tua (Foto: ilustrasi keluarga bahagia)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Alissa Wahid mengatakan, dalam pengasuhan, orang tua tidak perlu merasa cemas terkait anak akan berperilaku baik di masa depan atau tidak. Menurutnya, orang tua justru harus mengkhawatirkan sosoknya.

"Jangan mencemaskan apakah anak kita dapat menjadi orang yang baik, cemaskanlah apakah kita dapat menjadi orang tua yang baik bagi mereka," kata Alissa dalam sebuah seminar daring yang diadakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Jakarta, Rabu (10/6).

Baca Juga

Psikolog bernama lengkap Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahida itu mengatakan, terdapat lima prinsip dalam pengasuhan anak, yaitu keunikan anak, kasih sayang, tanggung jawab orang tua, orang tua sebagai teladan, dan kebaikan bersama. Prinsip keunikan anak adalah sebuah fitrah bahwa setiap anak memiliki keunikan yang berbeda. Karena itu, orang tua harus bisa melihat potensi yang berbeda pada masing-masing anak.

"Sedangkan prinsip kasih sayang atau rahmah adalah pengasuhan harus dilandasi dengan kasih sayang. Penerapan disiplin pada anak pun harus berdasarkan kasih sayang, bukan penghukuman," tutur putri sulung Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Duritu.

Menurut prinsip tanggung jawab orang tua, yang memiliki tanggung jawab penuh dalam pengasuhan anak adalah orang tua. Mungkin ada saat anak bersama guru di sekolah, tetapi tetap yang bertanggung jawab terhadap masa depan anak adalah orang tua.

"Guru hanya mempunyai wewenang barangkali hanya setahun dari kehidupan anak sehingga tidak akan berpikir jauh ke depan bagi masa depan anak. Orang tua yang seharusnya memiliki pemikiran jauh ke depan terhadap anaknya," katanya.

Sedangkan prinsip orang tua sebagai teladan adalah orang tua harus bisa menjadi contoh bagi anaknya. Ketika tidak bersama ibu, ayah diharapkan tidak mengajak anaknya melakukan hal-hal yang biasanya dilarang oleh ibu.

"Pengasuhan juga harus berprinsip pada kebaikan bersama atau maslahah, termasuk kebaikan bagi anak. Dalam hal ini, perkawinan anak adalah hal yang tidak bisa diterima," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement