REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemberian vaksin MMR (campak, gondong, rubela) diyakini dapat berfungsi sebagai langkah pencegahan untuk meredam peradangan septik yang terkait dengan infeksi virus corona tipe baru penyebab Covid-19. Terlebih, struktur virusnya memiliki kemiripan.
Dalam laporan yang diterbitkan di mBio, jurnal American Society for Microbiology, tidak ada kontraindikasi pemberian vaksinasi MMR pada individu yang tidak mengalami defisiensi imun. Vaksin MMR dinilai mungkin akan sangat efektif bagi petugas kesehatan yang dapat dengan mudah terpapar Covid-19.
"Sebuah uji klinis MMR pada populasi berisiko tinggi dapat memberikan tindakan pencegahan berisiko rendah untuk manfaat yang lebih besar dalam menyelamatkan nyawa selama pandemi Covid-19," kata Dr Paul Fidel, Associate Dean for Research di Louisiana State University Health School of Dentistry.
"Saya tidak berpikir itu akan membahayakan siapa pun untuk mendapatkan vaksin MMR yang akan memberikan perlindungan terhadap campak, gondong, dan rubella dengan manfaat tambahan potensial membantu melawan Covid-19," kata Fidel, dilansir Times Now News.
Bukti yang meningkat menunjukkan bahwa vaksin hidup yang dilemahkan memberikan perlindungan non-spesifik terhadap infeksi mematikan yang tidak terkait dengan patogen target vaksin dengan menginduksi sel-sel imun bawaan yang tidak spesifik untuk meningkatkan respons host terhadap infeksi berikutnya. Vaksin yang dilemahkan secara langsung menginduksi efek tidak spesifik yang mewakili 'imunitas bawaan terlatih' dengan melatih prekursor leukosit (sel sistem kekebalan) di sumsum tulang agar berfungsi lebih efektif terhadap serangan infeksi yang lebih luas.
Di laboratorium, Dr Mairi Noverr, profesor Mikrobiologi dan Imunologi di Fakultas Kedokteran Tulane University di New Orleans, bekerja sama dengan Dr Fidel, vaksinasi menggunakan perlindungan bawaan yang diinduksi oleh strain jamur tampak melatih kekebalan terhadap sepsis polimikroba mematikan. Mortalitas pada kasus Covid-19 sangat terkait dengan peradangan paru progresif dan akhirnya sepsis. Peristiwa terkini memberikan dukungan untuk hipotesis para peneliti.