Senin 06 Jul 2020 02:27 WIB

'Wastralingga' Jadi Pusat Batik Baru di Purbalingga

Wastralingga merupakan kumpulan dari 20 sentra batik dengan 470 perajin batik.

Wastralingga merupakan kumpulan dari 20 sentra batik dengan 470 perajin batik (Foto: ilustrasi perajin batik)
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Wastralingga merupakan kumpulan dari 20 sentra batik dengan 470 perajin batik (Foto: ilustrasi perajin batik)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Sejumlah perajin batik di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mendirikan pusat batik yang berlokasi di Taman Kota Usman Janatin. Pusat batik tersebut untuk memudahkan konsumen dalam memilih corak batik khas wilayah setempat.

"Pusat batik ini kami beri nama 'Wastralingga' yang secara filosofi mengandung makna kain yang bernilai budaya yang berasal dari Purbalingga," kata Ketua Sentra Batik Purbalingga Yoga Prabowo di Purbalingga, Ahad (5/7).

Baca Juga

Dia mengatakan, Wastralingga merupakan kumpulan dari 20 sentra batik yang beranggotakan 470 perajin batik asal Purbalingga. Pendirian Wastralingga dilatarbelakangi oleh keluhan beberapa konsumen yang mengaku kesulitan dalam mencari corak atau jenis batik khas setempat.

"Di Kabupaten Purbalingga banyak terdapat sentra-sentra batik yang tersebar di sejumlah kecamatan dengan jarak yang cukup jauh sehingga konsumen kesulitan untuk mendatangi satu persatu," katanya.

Dia mencontohkan, sentra batik yang cukup populer di Purbalingga di antaranya sentra batik Galuh, Selabaya, Limbasari, Majapura, Tlagayasa, Karangduren, Karangtalun, Pekiringan, Karangcengis, Tlahap Lor dan Tlahap Kidul serta sentra batik Cipaku dan Metenggeng di Kecamatan Mrebet.

"Dengan demikian kami berinisiatif mendirikan pusat batik ini agar konsumen lebih mudah dalam memilih corak batik khas wilayah setempat dan waktu yang dipergunakan bisa lebih efisien," katanya.

Dia juga berharap pusat batik tersebut akan berkontribusi positif dalam upaya mempromosikan dan memasarkan batik khas wilayah setempat. Ini merupakan salah satu upaya untuk mempromosikan batik khas Purbalingga kepada masyarakat baik secara lokal maupun nasional. Keberadaan pusat batik tersebut, tambah dia, diharapkan dapat mendorong semangat dan eksistensi para perajin batik lokal di tengah pandemi COVID-19.

"Semoga para perajin batik di wilayah ini dapat terus semangat dalam berkarya dan menciptakan batik berkualitas tinggi," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement