Rabu 08 Jul 2020 02:42 WIB

Lithium Ada di Ratusan Ribu Bintang Mirip Matahari

Lithium ditemukan di ratusan ribu bintang mirip matahari.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Baterai Lithium Ion. ILustrasi
Foto: Techradar
Baterai Lithium Ion. ILustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lithium menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Ini merupakan bahan utama dalam baterai ponsel, hingga kendaran listrik.

Namun, tahukah Anda dari mana lithium berasal? Sebuah studi baru yang dipimpin oleh Zhao Gang dan Yerra Bharat Kumar dari Observatorium Astronomi Nasional Akademi Ilmu Pengetahuan Cina (NAOC) memberi pemahaman baru tentang bagaimana lithium dibuat dan dihancurkan.

Baca Juga

Para peneliti mempelajari kandungan lithium dari ratusan ribu bintang mirip matahari untuk memahami bagaimana unsur berubah seiring waktu di bintang. Lithium disebut sebagai elemen yang istimewa. Studi menantang gagasan bahwa bintang seperti matahari hanya menghancurkan lithium melalui kehidupan mereka.

“Pengamatan kami menunjukkan bahwa mereka benar-benar membuatnya nanti dalam kehidupan mereka, setelah mereka membengkak menjadi raksasa merah. Ini berarti bahwa Matahari sendiri juga akan memproduksi lithium di masa depan," ujar Kumar, seperti dilansir Phys, Selasa (7/7).

Lithium adalah salah satu dari tiga elemen yang diproduksi dalam Big Bang. Materi ini akan hancur dengan sangat mudah di dalam bintang-bintang yang memiliki kondisi terlalu panas untuk bertahan hidup, sehingga konten lithium umumnya berkurang dengan bertambahnya usia bintang.

Karena lithium adalah elemen yang sangat sensitif, sangat berguna untuk memahami bintang. Ini bertindak sebagai pelacak untuk apa yang terjadi di dalam bintang.

Para peneliti menggunakan data dari survei spektroskopi bintang besar Tiongkok berdasarkan The Large Sky Area Multi-Object Fiber Spectroscopic Telescope (LAMOST). Survei tersebut saat ini sedang membangun basis data spektrum sepuluh juta bintang.

Penelitian ini juga menggunakan data dari survei bintang Australia yang dikenal sebagai Galah. Kumar mengatakan dengan melihat cahaya bintang, dapat diketahui dari apa bintang-bintang itu dibuat. Model menunjukkan bahwa teori saat ini tentang bagaimana bintang berevolusi sama sekali tidak memprediksi produksi lithium ini.

Sementara itu, Gang mengatakan temuan dalam studi akan membantu lebih memahami dan memodelkan bintang-bintang seperti Matahari. Ia menyebut bahwa lithium yang baru dibuat akan berakhir meledak dalam angin bintang.

“Itu juga akan membantu kita memahami bagaimana bintang-bintang ini berkontribusi pada konten lithium di galaksi kita, dan ke planet-planet seperti Bumi," jelas Zhao.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement