Senin 18 Sep 2023 22:31 WIB

RI Lihat Potensi Kembangkan Baterai EV dengan Peru, Chile, Argentina

Indonesia telah membentuk Indonesia Battery Corporation demi kembangkan industri.

Pasar baterai mobil listrik global dikuasai oleh produsen asal China.
Foto: CarNewsChina.com
Pasar baterai mobil listrik global dikuasai oleh produsen asal China.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) melihat adanya potensi bagi Indonesia untuk mengembangkan produksi baterai kendaraan listrik (electric vehicles/EV) dengan negara-negara di Amerika Latin, seperti Peru, Chile, dan Argentina.

Wakil Koordinator Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Kadin, Sinta W Kamdani, mengatakan bahwa ketiga negara tersebut kaya dengan sumber daya mineral penting yang dapat mendukung rencana Indonesia untuk menjadi produsen baterai kendaraan listrik dunia.

Baca Juga

“Artinya, (Indonesia) mengimpor mineral dari beberapa negara ini untuk ditambahkan sebagai suplai (bahan baku) produksi EV di Indonesia karena mereka punya sumber dayanya, tetapi tidak punya pabriknya,” kata Sinta dalam jumpa pers terkait Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) 2023 di Jakarta, Senin (18/9/2023).

“Kondisi ini bisa menguntungkan Indonesia dalam memosisikan diri sebagai produsen EV global dan penghematan penggunaan cadangan sumber daya mineral kritis,” sambungnya.

Indonesia akan menggelar Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) 2023 di Jakarta pada 16-17 Oktober untuk memfasilitasi para pelaku usaha untuk bisa menjangkau pasar Amerika Latin dan Karibia.

Dimulai sejak 2019, Forum Bisnis INA-LAC bertujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi antara Indonesia dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia.

Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI Umar Hadi mengatakan bahwa penyelenggaraan forum tersebut pada tahun ini kian penting karena Indonesia memiliki kepentingan terhadap sumber-sumber daya mineral untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik dan mendukung transisi energi.

“Kawasan di sana sangat kaya dengan sumber daya mineral … seperti lithium, copper itu di sana membludak ... sehingga semakin penting kerja sama kita dengan kawasan Amerika Latin dan Karibia untuk menjamin rantai pasok,” ujar Umar.

Indonesia telah membentuk Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk pengembangan industri dan produksi baterai EV.

IBC telah melakukan kerja sama dengan perusahaan China PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd (CBL) dan LG Energy Solution dari Korea Selatan dalam pengembangan proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi.

Untuk saat ini, komoditas impor terbesar Indonesia dari negara-negara kawasan Amerika Latin dan Karibia pada umumnya mencakup produk-produk yang mendukung ketahanan pangan, seperti limbah untuk pakan hewan, gandum dan meslin, gula tebu, jagung, dan kapas.

Sementara itu, produk ekspor unggulan Indonesia ke kawasan tersebut adalah kendaraan bermotor, alas kaki, minyak kelapa sawit, karet dan getah alam.

Kinerja ekspor Indonesia ke negara-negara Amerika Latin dan Karibia pada 2022 mencatatkan total 5,75 miliar dolar AS (Rp 88,39 kuadriliun), tumbuh 16,50 persen dari tahun 2021, menurut catatan Kemlu RI.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement