Senin 27 Jul 2020 11:35 WIB

Guru Besar UGM Sebut Thermo Gun Tidak Bahayakan Otak

Thermo gun menggunakan infra merah, bukan sinar laser seperti yang dimasalahkan

Rep: wahyu suryana/ Red: Hiru Muhammad
Petugas mengecek suhu tubuh calon penumpang menggunakan thermo gun di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Ahad (15/3).
Foto: Republika/Abdan Syakura
Petugas mengecek suhu tubuh calon penumpang menggunakan thermo gun di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Ahad (15/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Guru Besar Departemen Neurologi FKKMK UGM, Prof. Samekto Wibowo mengatakan, informasi terkait thermo gun bisa membahayakan otak tidak benar. Terlebih, thermo gun sudah lama dipakai bidang medis dan tidak ada komplain. "Tidak ada laporan adanya gangguan kepada otak atau bagian tubuh lain," kata Samekto, Senin (27/7).

Ia menjelaskan, thermo gun yang bisa digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia menggunakan infra merah. Jadi, bukan memakai laser seperti yang viral diperbincangkan dalam beberapa pekan belakangan.

Semua alat medis, kata Samekto, telah lolos uji klinis yang berarti aman untuk digunakan. Termasuk, thermo gun sebelum digunakan kepada manusia, sebelumnya telah melalui uji klinis untuk memastikan keamanannya."Semua alat medis atau obat yang boleh digunakan kepada manusia, harus sudah lolos uji klinis," ujar Samekto.

Terpisah, Guru Besar Teknik Fisika UGM, Prof. Sunarno menerangkan, thermo gun untuk mengukur suhu manusia bekerja dengan menerima pancaran infra merah dari tubuh. Energi yang ditangkap sensor diubah menjadi energi listrik.