REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA--PT Pertamina Lubricants akan melanjutkan kiprahnya di pentas global setelah menempati posisi 15 besar dunia. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan memantabkan penguasaan pasar di Tanah Air.
"Tantangan untuk naik ke posisi diatasnya tidaklah berat dan kami bisa menguasainya,"kata Sinung Wikantoro Marketing Manager PT Pertamina Lubricants di sela webinar yang digelar Forum Wartawan Otomotif Indonesia, Jumat (24/7). Apalagi perusahaan yang masih 100 persen milik bangsa Indonesia ini sudah sejak 1997 berkecimpung di bisnis pelumas. Selain itu pihaknya juga sudah aktif mendukung sejumlah pembalap nasional di pentas dunia.
Salah satu keunggulan masuk pasar global selain menguasai domestik juga memiliki rasional buyer. Pengalaman teknis yang dialami konsumen menjadi nilai tambah untuk menguasai pasar lokal. Tetapi jika kita amati dengan karakterisitik konsumen, kita melihat konsumen memakai produk kita dan memiliki pengalaman sendiri, dan mempercayakan pelumas Pertamina," katanya.
Di bidang otomotif, sebagian besar produsen kendaraan terkemuka yang membuka pabrik di Tanah Air menggunakan pelumas produksi Pertamina. Apalagi pihaknya kini juga memiliki sejumlah fasilitas laboratorium di tanah air yang dapat dengan cepat memproduksi atau memperbaiki kualitas pelumas yang dipasarkan di dalam negeri. Kepercayaan yang diberikan konsumen selama bertahun itulah yang menjadi modal untuk memperkuat pasar internasional.
Bahkan kini telah memiliki pabrik di Thailand guna mendukung produksi di Tanah Air. Untuk pasar mancanegara Pertamina Lubricants sudah menjajaki dengan puluhan negara, namun tidak semua membuahkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. "Hingga saat ini ada 17 negara yang sudah kita saring dan masih kita jajaki saat ini," katanya.
Pertamina Lubricants sendiri juga sudah menjalin kerjasama dengan produsen mobil Lamborghini untuk menyediakan pelumas bagi supercar asal Italia tersebut. Pihaknya sengaja memilik Lamborghini lantaran memproduksi pelumas bagi kendaraan sekelas supercar memiliki tantangan yang tidak ringan. "Kalau kita bisa memproduksi pelumas buat mobil balap yang rumit, pasti bisa memproduksi pelumas buat kendaraan biasa," kata Sinung.