REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Gaya hidup kaum milenial yang mengutamakan aspek praktis dan efektif menjadi pusat perhatian berbagai kalangan industri dalam menghasilkan produk barang maupun jasa. tak terkecuali bagi pengembang yang ingin membidik kalangan ini sebagai target konsumen mereka.
Hal itu terlihat dari klaster Dandelion di perumahan Graha Natura, Surabaya Barat yang memiliki disain bangunan bergaya modern, kompak dan banyak memaksimalkan fungsi ruangan rumah yang berdiri diatas
lahan yang terbatas. Kebiasaan kaum milenial yang gemar bekerja di rumah atau di luar kantor juga telah diakomodasi pengembang dengan menyediakan ruang khusus untuk bekerja. "Kebutuhan milenial yang
peduli dengan kesehatan, lingkungan, kerja di rumah diadopsi dari produk kita," kata Harto Laksono Direktur Pemasaran PT Intiland Grande yang merupakan unit usaha dari pengembang PT Intiland Development Tbk dalam keterangan persnya, Rabu (5/8).
Hunian di klaster Dandelion ini memiliki desain rancang rumah dua lantai yang kompak namun fungsional. Penataan fungsi ruang dirancang dengan sangat baik sehingga menjadi lapang.
Lantai dasar difungsikan sebagai ruang keluarga, area makan, dapur, kamar tidur standar, area servis dan carport. Kamar tidur utama sebagai ruangan yang paling privat ditempatkan di lantai dua, lengkap dengan fasilitas kamar mandi yang cukup luas. " Mayoritas konsumennya adalah end user yang menyukai hunian kompak dengan harga mulai Rp 1,2 miliar," kata Harto.
Klaster Dandelion menyediakan unit-unit rumah bergaya kontemporer yang menggabungkan konsep desain yang baik dan indah dengan sentuhan gaya modern tropikal. Penerapan bentuk jendela dan pintu yang tinggi dan lebar berhasil menambah area bukaan guna memaksimalkan pencahayaan dan sirkulasi udara secara alami di dalam rumah.
Di kawasan hunian seluas 86 hektar ini, akan ditanam sekitar 10 ribu pohon berbagai jenis guna menambah kesan asri. Bahkan pihak pengembang telah menyediakan sarana khusus pengolahan limbah septiktank bagi hunian warga. Air limbahnya digunakan untuk menyiram tanaman, dan limbah septiktank digunakan sebagai pupuk. " Mingkin konsep ini yang pertama di Surabaya," katanya.