Jumat 07 Aug 2020 15:52 WIB

Fosil 99 Juta Tahun Tunjukkan Pertarungan Semut Neraka

Fosil memperlihatkan predator semut neraka sedang memangsa.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Fosil 99 juta tahun menunjukkan pertarungan spesies semut yang disebut semut neraka.
Foto: NJIT via ifl science
Fosil 99 juta tahun menunjukkan pertarungan spesies semut yang disebut semut neraka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fosil 99 juta tahun menunjukkan pertarungan spesies semut yang disebut semut neraka. Pertempuran antara semut dan nimfa (hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna) menunjukkan bagaimana salah satu spesies semut purba menggunakan pelindung di bagian kepalanya untuk berburu.

Penelitian terbaru ini diterbitkan dalam jurnal Current Biology. Dalam penelitian itu ditemukan gambaran terperinci tentang mandibula sabit dan pelanduk seperti sabit yang memberi semut ini dijuluki sebagai semut neraka (hell ant). 

Baca Juga

Spesies artropoda yang secara resmi dikenal sebagai Ceratomyrmex ellenbergeri, hidup selama periode Cretaceous. Spesies ini diidentifikasi dari spesimen amber, yang ditemukan di Myanmar. Namun, semut neraka sebagai kelompok arthropoda pertama kali ditemukan sekitar 100 tahun yang lalu.

Fosil tersebut sangat menarik, karena dari sana dapat ditemukan perilaku yang terhenti dalam animasi selama jutaan tahun bukanlah kejadian umum. Namun, dalam hal ini semut neraka dapat dengan jelas terlihat memegang korban terakhirnya.

"Perilaku fosil sangat jarang, terutama memangsa. Sebagai ahli paleontologi, kami berspekulasi tentang fungsi adaptasi kuno menggunakan bukti yang tersedia, tetapi melihat predator yang punah tertangkap basah saat menangkap mangsanya sangatlah berharga,” ujar Phillip Barden, asisten profesor di Departemen Ilmu Biologi Institut Teknologi New Jersey dan penulis utama studi tersebut, dalam sebuah pernyataan, dilansir IFL Science, Jumat (7/8).

Barden mengatakan, sebagai ahli paleontologi, terdapat spekulasi tentang fungsi Adaptasi kuno menggunakan bukti yang tersedia. Namun, melihat predator yang tertangkap basah saat menangkap mangsanya sangatlah berharga.

Predasi fosil ini menegaskan hipotesis tentang cara kerja mulut semut neraka. Satu-satunya cara agar mangsa ditangkap, diketahui adalah agar mulut semut bergerak ke atas dan ke bawah, kemudian ke arah yang tidak sama dengan semua semut hidup dan hampir semua serangga.

Sejak penemuan ini, para ahli entomologi masih bertanya-tanya mengapa semut neraka bisa memiliki mulut yang sangat berbeda dengan semut yang ada di Bumi saat ini. Fosil langka tersebut menunjukkan bagaimana gaya makan yang dipilih hell ant dapat menjelaskan mengapa mulutnya bergerak berbeda dengan semut yang masih ada yang mulutnya mencengkeram dengan bergerak bersama secara lateral.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement