REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Serangkaian penelitian baru mengungkap tanda-tanda kekebalan yang kuat dan tahan lama terbentuk pada orang yang kena infeksi ringan Covid-19. Penelitian yang belum ditinjau ahli lainnya itu menemukan, antibodi dan sel kekebalan yang mampu mengenali virus ternyata masih ada beberapa bulan setelah infeksi.
Temuan ini dinilai dapat membantu menghilangkan kekhawatiran mengenai apakah virus dapat mengelabui sistem imun agar memiliki ingatan yang buruk tentang infeksi sebelumnya. Jadi, jika memiliki mekanisme pertahanan seperti itu, tubuh kemungkinan besar mampu menangkal virus Covid-19 yang masih mengancam.
“Inilah yang kita harapkan. Semua bagian di sana memiliki respons kekebalan yang sangat protektif,” kata Marion Pepper, ahli imunologi di Universitas Washington, salah satu penulis studi, seperti dikutip dari Fox News, Selasa (18/8).
Meski para ilmuwan belum memperkirakan berapa lama respons kekebalan akan bertahan, mereka telah memantau respons kekebalan terhadap virus selama berbulan-bulan. Sekarang para ahli percaya bahwa temuan ini merupakan tanda yang menggembirakan.
“Ini sangat menjanjikan. Ini membutuhkan beberapa optimisme tentang kekebalan kawanan dan kemungkinan vaksin,” kata Smita Iyer, seorang ahli imunologi di University of California.
Namun, menurut Pepper, tinjauan lanjutan harus dilakukan guna mengonfirmasi dan mendapatkan bukti apakah seseorang benar-benar dapat menangkal virus Covid-19 setelah terpapar untuk kedua kalinya.