REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Indonesia, Kia telah hadir sejak 1999 dibawah naungan PT Kia Mobil Indonesia. Mulai 2019, brand Korea itu resmi dinaungi oleh Indomobil Group lewat PT Kreta Indo Artha.
PT Kreta Indo Artha pun berkomitmen untuk dapat mengembalikan masa kejayaan KIA yang sempat diraih pada tahun 2012 dan 2013. Marketing and Development Division Head PT Kreta Indo Artha, Ario Soerjo mengatakan, pada era itu, penjualan Kia dapat mencapai di atas 10 ribu unit per tahun.
"Hal itu menjadi motivasi kami untuk dapat mengulang kejayaan yang pernah diraih oleh Kia. Oleh karena itu, kami pun telah menyiapkan sejumlah strategi," kata Ario dalam diskusi virtual Kia bersama Forum Wartawan Otomotif (FORWOT) pada Kamis (27/8).
Dalam kesempatan itu, ia menekankan bahwa Kia telah mempersiapkan sejumlah strategi mulai dari strategi produk, penjualan serta palayanan. Bahkan, Kia juga meyiapkan strategi jangka panjang untuk menghadirkan fasilitas produksi di Indonesia.
Soal penjualan dan layanan, tentu hal ini perlu ditunjang oleh jaringan yang luas. Oleh karena itu, awal 2020, Kia telah hadir dengan tujuh dealer. Saat ini, jumlah itu telah meningkat menjadi 32 jaringan yang terdiri dari 22 dealer sales, service and sparepart (3S) dan 10 bengkel resmi.
"Tahun ini, kami menargetkan untuk dapat meningkatnyanya menjadi 40 jaringan. Tahun depan, peningkatan pun akan kembali dilakukan hingga total sekitar 50 jaringan. Dengan begitu, maka konsumen akan makin dimudahkan dalam hal penjualan dan pelayanan," ucapnya.
Soal produk, saat ini Kia memiliki lima line up yakni Rio, Picanto, Grand Sedona, Seltos dan Big Up. Selanjutnya, Kia pun berkomitmen untuk terus menghadirkan produk terbaru yang sesuai dengan selera pasar tanah air.
Menurutnya, salah satu produk yang kemungkinan akan segera dihadirkan di Indonesia adalah Kia Sonet. "Saat ini prinsipal Kia telah melakukan pengujian Sonet di Indonesia. Artinya, probabilitas kehadiran Sonet di Indonesia telah mencapai 90 persen," kata dia.
Berlanjut pada rencana pembangunan fasilitas produksi, ia mengungkap bahwa saat ini Kia masih terus melakukan visibility study. Hal itu terus dilakukan sembari melihat kondisi suply and demand sehingga Kia akan mempertimbangkan skala ekonomi yang paling efektif dan efisien.
"Kami terus melakukan kajian soal perakitan mobil Kia di Indonesia. Kemungkinan ini pun didukung dengan sejumlah fasilitas perakitan yang telah dimiliki oleh Indomobil," ujarnya.
Di satu sisi, selain menaruh perhatian pada penjualan mobil baru, Kia juga tak ingin melupakan produk-produk lama yang telah beredar di pasaran selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, dalam waktu dekat, Kia pun akan menggelar free check up campaign.
Menurutnya, program itu rencananya akan dilakukan bulan depan. Lewat program ini, Kia akan memberikan layanan free check up untuk seluruh produk Kia tanpa batasan tahun produksi.
Diharapkan, strategi ini dapat jadi sarana evaluasi bagi Kia sekaligus untuk memupuk loyalitas dari para pengguna Kia. Ia pun optimistis, seluruh perpaduan strategi ini akan mendorong brand image Kia baik dalam pasar sekunder dan pasar primer. Apalagi, Kia terus mencoba menghadirkan produk dengan value for money terbaik lewat harga yang kompetitif dengan fitur murakhir.