Senin 31 Aug 2020 21:02 WIB

Saatnya Ubah Gaya Hidup Lebih Sehat Saat AKB

Masyarakat harus semakin disiplin di era adaptasi kenormalan baru.

Sayur dan buah makanan yang Sehat (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Sayur dan buah makanan yang Sehat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak Juni 2020, pemerintah mencanangkan penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB). Sejak itu pula, sejumlah sektor yang sebelumnya ditutup karena pandemi COVID-19 kembali dibuka.

Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana mengatakan, pada era adaptasi kebiasaan baru itu masyarakat perlu mengubah gaya hidup pada masa pandemi Covid-19.

Baca Juga

"Masyarakat perlu mengubah gaya hidup dari tidak sehat menjadi sehat. Perlu berolahraga teratur selama pandemi ini untuk meningkatkan imunitas," kata Reihana.

Reihana mengatakan, pandemi Covid-19 telah menurunkan daya beli pada masyarakat dan menurunnya konsumsi masyarakat. Selain itu, meningkatnya pembelian makanan siap saji sehingga konsumsi sayuran kurang.

Masyarakat juga cenderung memilih makanan yang disukai dan bukan makanan sehat. Metode pembelajaran daring maupun bekerja dari rumah, juga menyebabkan banyak keluarga menyediakan makanan ringan, makanan kemasan yang berpotensi meningkatkan berat badan.

"Selain itu, karena sering berada di rumah dapat menyebabkan kurangnya konsumsi air putih," kata Reihana.

Pakar kesehatan masyarakat Dr Hermawan Saputra mengingatkan masyarakat semakin disiplin menerapkan protokol kesehatan pada era adaptasi kebiasaan baru.

"Pada saat ini, hampir seluruh sektor mulai dibuka, termasuk sekolah yang berada di zona kuning dan hijau," ujarnya, akhir pekan lalu.

Meski sejumlah sektor dibuka, bukan berarti pandemi COVID-19 telah usai. Masyarakat harus semakin disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari penularan COVID-19.

Hermawan menjelaskan terdapat dua pendekatan yang dilakukan agar aman beraktivitas selama pandemi Covid-19. Pendekatan pertama, dari sisi pemerintah, dan yang kedua adalah dari masing-masing individu.

"Pemerintah telah menjalankan tugasnya dengan melindungi masyarakat dan memberikan imbauan agar masyarakat menerapkan protokol kesehatan. Untuk pendekatan dari individu, yakni perlu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menggunakan masker, jaga jarak, dan jaga selalu imunitas tubuh dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, istirahat cukup," ujar Hermawan.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement