Ahad 06 Sep 2020 17:44 WIB

Orang Tua Diajak Tingkatkan Literasi Anak dengan Bercerita

Orang tua tidak harus menceritakan kisah dari buku, tapi mengenai apa saja.

Rep: Inas Widyanuratikah  / Red: Ratna Puspita
Anak belajar bersama orang tua di rumah (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Anak belajar bersama orang tua di rumah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Sofie Dewayani mengatakan masa pandemi ini bisa menjadi saat yang tepat bagi orang tua untuk kembali mengisi ruang yang hilang pada anak. Ia mengatakan membiasakan bercerita kepada anak bisa meningkatkan kemampuan literasi mereka. 

Sofie mengatakan kegiatan bercerita memiliki makna yang luas. Orang tua tidak harus menceritakan sebuah kisah dari buku, melainkan dapat berbicara mengenai apa saja yang dilakukan atau apa yang menjadi ketertarikan anak. 

Baca Juga

"Bercerita adalah kegiatan yang paling purba dari manusia. Bahkan sebelum anak mampu menuturkan kata, mereka juga bercerita. Itu adalah pondasi dari literasi," kata Sofie, dalam webinar Kelas Orang Tua Berbagi, dipantau di Jakarta, Ahad (6/9). 

Dalam bercerita, Sofie melanjutkan, orang tua harus memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi, di antaranya melibatkan anak dalam membuat keputusan. Dalam komunikasi, ia menilai, penting untuk menimbulkan suasana partisipasi aktif. 

Anak harus dilibatkan dalam kegiatan komunikasi agar interaksi yang dilakukan tidak hanya satu arah. Karena itu, orang tua perlu mendengar aspirasi anak sehingga apa yang mereka rasakan dapat terkomunikasikan dengan baik. 

Dalam interaksi ini, Sofie menjelaskan, prinsip komunikasi adalah tetap menghargai anak. Ketika memberi respons, orang tua harus memberikan perhatian sepenuhnya kepada anak, dalam artian tidak sambil menggunakan gawai atau mengobrol dengan orang dewasa lain. 

"Saya meyakini bahwa pondasi pengasuhan yang kuat, interaksi yang terjalin kuat, akan menyiapkan putra-putri kita untuk mengantisipasi masalah dengan penuh percaya diri," kata dia lagi.

Ia juga menekankan agar orang tua memodelkan berbicara yang benar. "Tentunya kita sebagai ayah bunda juga tidak berpura-pura cadel, kita diharapkan untuk melafalkan kata-kata dengan benar sebagaimana adanya," kata dia lagi. 

Sofie menyarankan agar orang tua memiliki ekspektasi yang realistis terhadap anak. Sebab, masing-masing anak memiliki keunikan dan kemampuan verbalnya akan beda. Karena itu, penting untuk menempatkan diri sesuai kemampuan masing-masing anak. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement