Selasa 08 Sep 2020 11:16 WIB

Teleskop Ini Digadang-gadang Hasilkan Detail Foto Matahari

Teleksop GREGOR bisa menghasilkan gambar matahari dengan lebih spektakuler.

Gambar mengungkap bahwa matahari ditutupi oleh ledakan yang relatif kecil seperti suar api, yang oleh para ilmuwan dijuluki sebagai api unggun.
Foto: esa
Gambar mengungkap bahwa matahari ditutupi oleh ledakan yang relatif kecil seperti suar api, yang oleh para ilmuwan dijuluki sebagai api unggun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Baru-baru ini para peneliti dari Jerman menyelesaikan upgrade teleskop tata surya yang disebut GREGOR. Upgrade yang dilakukan di Teide Observatory di Kepulauan Canary itu, digadang-gadang bisa menghasilkan gambar matahari dengan lebih spektakuler.

Peneliti utama dan ilmuwan di Leibniz Institute for Solar Physics di Freiburg, Jerman, Lucia Kleint menyebut jika proyek yang dilaksanakannya adalah proyek yang menarik dan menantang. "Hanya dalam satu tahun kami telah mendesain ulang sepenuhnya. Dari optik, mekanik, dan elektronik untuk mencapai kualitas gambar terbaik." ujar dia seperti dilansir Space, Selasa (8/9).

Baca Juga

Sejak dimulainya pengamatan sebagai teleskop surya terbesar di Eropa pada 2012 lalu, GREGOR, juga terus mengalami proyek untuk peningkatan observasinya. Peningkatan itu, termasuk pekerjaan pada sistem optik dan kontrol teleskop, pengecatan ulang observatorium untuk memantulkan lebih sedikit cahaya dan lebih sedikit mengganggu pengamatan. Hingga, menerapkan kebijakan penjadwalan baru untuk meningkatkan hasil observasi ilmiah.

Terpisah, astrofisikawan di Albert-Ludwig University of Freiburg di Jerman dan direktur Institut Leibniz untuk Fisika Surya, Svetlana Berdyugina menambahkan, proyek ini memang agak sedikit berisiko. Sebab, pemutakhiran teleskop besar dan sentral seperti GREGOR, bisa memakan waktu bertahun-tahun.

"Tetapi kerja tim yang hebat dan perencanaan yang cermat telah menunjukan keberhasilan ini. Sekarang kita punya alat yang ampuh untuk memecahkan teka-teki di matahari," ucapnya.

Teleskop GREGOR yang telah dimutakhirkan itu, diklaim telah memungkinkan peneliti untuk menangkap fitur-fitur matahari yang hanya berjarak 30 mil (50 kilometer). Terlebih, karena aktivitas matahari juga sedang meningkat sebagai titik minimum, selain dari siklus matahari 11 tahun yang saat ini akan berakhir.

Meski demikian, para ilmuan menyebut, masih akan ada banyak hal untuk dipelajari menyoal GREGOR. Sebagai informasi, peningkatan tersebut, dijelaskan dalam makalah yang diterbitkan 1 September di jurnal Astronomy & Astrophysics.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement