Selasa 15 Sep 2020 14:43 WIB

Inggris Teliti Efektivitas Vaksin Covid-19 Hirup Vs Injeksi

Vaksin Covid-19 hirup disebut dapat bantu kurangi masalah terbatasnya persediaan.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Reiny Dwinanda
Obat semprot (Ilustrasi). Inggris menguji coba kandidat vaksin Covid-19 hirup pada 30 relawan.
Foto: EPA
Obat semprot (Ilustrasi). Inggris menguji coba kandidat vaksin Covid-19 hirup pada 30 relawan.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Belum lama ini para ilmuan dari Imperial College London dan Oxford University, Inggris, melakukan eksperimen untuk membandingkan dua kandidat vaksin virus corona. Dalam penelitian itu, mereka ingin melihat pengaruh antara vaksin yang dihirup versus disuntikkan.

Dalam pernyataanya awal pekan ini, para peneliti mengatakan bahwa uji coba melibatkan 30 orang. Dengan menghirup tetesannya, vaksin ditargetkan bisa langsung menuju sistem pernapasan relawan.

Baca Juga

"Kami memiliki bukti bahwa memberikan vaksin influenza melalui semprotan hidung dapat melindungi orang dari flu serta membantu mengurangi penularan penyakit,” kata Dr Chris Chiu dari Imperial yang memimpin penelitian, dikutip AP, Selasa (15/9).

Chiu menyebut, kemungkinan hal serupa juga bisa terjadi pada kasus Covid-19. Chiu mengatakan, penting untuk mencari tahu target saluran pernapasan dari vaksin tersebut untuk melihat seberapa besar kemungkinan vaksin tersebut lebih efektif jika dihirup.

"Sangat penting bagi kami untuk menyelidiki apakah dengan menargetkan saluran pernapasan secara langsung dapat memberikan respons yang efektif dibandingkan dengan vaksin yang disuntikkan ke otot," kata Chiu.

Dalam penelitian itu, relawan yang direkrut berusia 18 hingga 55 tahun. Beberapa pekan ke depan, vaksinasi diharapkan disebar ke orang-orang di London.

Sebagai informasi, dari penelitian sebelumnya, para peneliti menunjukkan bahwa vaksin yang diberikan melalui inhalasi memerlukan dosis yang lebih rendah daripada suntikan. Hal itu diklaim para peneliti bisa membantu mengurangi masalah persediaan vaksin yang terbatas.

Lebih jauh, vaksin Imperial diketahui menggunakan untaian sintetis kode genetik berdasarkan virus. Setelah disuntikkan ke dalam otot, sel-sel tubuh itu sendiri diinstruksikan untuk membuat salinan dari protein pada virus corona dan diharapkan dapat memicu respons kekebalan tubuh agar dapat melawan infeksi Covid-19 di masa depan. Sebagai perbandingan, vaksin Oxford menggunakan virus yang tidak berbahaya, virus flu simpanse, yang direkayasa agar tidak dapat menyebar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement