Senin 21 Sep 2020 05:47 WIB

NASA Ubah Lokasi Pendaraan Astronot di Bulan pada 2024

Awalnya NASA berencana untuk melakukan pendaratan di kutub selatan Bulan.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Dwi Murdaningsih
Setelan baju astronaut untuk misi Artemis 2024.
Foto: ap
Setelan baju astronaut untuk misi Artemis 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Antariksa AS (NASA) sudah mencanangkan target dan fokus utama selama berbulan-bulan untuk bisa mengirimkan kembali astronot ke Bulan pada 2024. Awalnya badan antariksa ini mengatakan bahwa astronot yang bergabung dalam misi Artemis itu akan ditempatkan di kutub selatan bulan. Namun, rencana itu kemungkinan berubah.

Lokasi pendaratan dari program Artemis itu adalah subjek dari dua kegiatan terpisah yang diadakan oleh para pimpinan badan itu baru-baru ini. Yang pertama adalah dengan administrator NASA Jim Bridenstine dalam sebuah pertemuan digital yang diadakan oleh kelompok penasihat NASA, yang disebut Kelompok Analisis Eksplorasi Surat (Letter Exploration Analysis Group).

Baca Juga

Dalam pertemuan tersebut, administrator mengatakan bahwa tidak akan mengejutkannya jika NASA memutuskan bahwa Kutub Selatan mungkin tidak jangkauan Artemis 3. Dia jelas-jelas tidak mengatakan Kutub Selatan atau tidak di luar jangkauan, tetapi minat pada lokasi-lokasi Apollo lama itu bisa berhasil.

Dilansir di Slash Gear, Ahad (20/9), salah satu alasan utama mengapa kutub selatan bulan dipilih sebagai lokasi pendaratan pada awalnya adalah karena adanya es yang secara teoritis dapat diubah menjadi air minum, udara, dan bahan bakar roket. Air es itu bersembunyi di dalam kawah gelap yang tidak bisa dijangkau sinar matahari. Namun, tantangannya adalah kutub bulan lebih menantang untuk dijangkau dibandingkan wilayah ekuator.

Jika NASA mengalami masalah dengan lokasi pendaratan kutub tersebut, ada kemungkinan NASA mengubah lokasi pendaratan untuk mempertahankan tenggat waktu 2024. Jika NASA memutuskan untuk mendarat di wilayah ekuator, enam lokasi pendaratan Apollo asli yang digunakan antara 1969 dan 1972 menjadi menarik.

Bridenstine mengatakan, hal itu bisa saja diargumentasikan jika NASA harus mendaratkan di wilayah ekuator bulan. Menurutnya, mereka dapat belajar banyak dengan kembali ke tempat-tempat di mana mereka meninggalkan perlengkapan di masa lalu.

Belakangan, Kathy Lueders, administrator asosiasi untuk Direktorat Eksplorasi dan Operasi Manusia, menggarisbawahi bahwa lokasi pendaratan Kutub Selatan dapat berubah selama acara Meja Bundar Bisnis Luar Angkasa Washington. Dia mengatakan pada acara tersebut bahwa mereka sedang mencari opsi berbeda untuk membuat sebuah keputusan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement