Kamis 01 Oct 2020 16:13 WIB

UMM Implementasikan Themperature Detection di Kediri

Ini solusi pengecekan suhu tanpa berkontak fisik secara langsung

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Pemerintah Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri meresmikan penggunaan alat Themperature Detection dari mahasiswa   Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Foto: Humas UMM
Pemerintah Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri meresmikan penggunaan alat Themperature Detection dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sekelompok mahasiswa Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiya Malang (UMM) mengimplementasikan alat Themperature Detection di Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri. Alat ini salah satu solusi yang dapat digunakan berkala dalam pengecekan suhu tanpa berkontak fisik secara langsung.

Koordinator Desa Kelompok 81 PPM UMM Gelombang 4, Habib menyatakan, penerapan Themperature Detection di tempat layanan pemerintahan desa ini ditunjukkan sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat. Secara resmi Themperature Detection dapat digunakan sebagai fasilitas umum di Balai Desa Balongjeruk.

Baca Juga

“Dengan harapan dapat memudahkan dalam pengecekan suhu warga yang ingin datang untuk mendapatkan pelayanan di ruang pelayanan. Sekaligus sebagai penerapan protokol kesehatan dalam pencegahan Covid-19 dengan adanya teknologi ini di Desa Balongjeruk,“ kata Habib.

photo
Pemerintah Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri meresmikan penggunaan alat Themperature Detection dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). - (Humas UMM)

Anggota kelompok lainnya, Mohamad Al Fikih menyatakan, alat mengunakan teknologi sensor Thermopile Array 8X8 atau biasa disebut sensor TPA64. Bagian ini merupakan sensor yang digunakan untuk membaca suhu tubuh manusia. Penggunaan Themperature Detection akan membaca suhu seseorang yang berdiri di depan sensor tersebut.

"Jika suhu orang tersebut dengan nilai normal yaitu kurang dari 37,8 derajat, maka orang tersebut diperbolehkan masuk ruang pelayanan,” kata Al Fikih.

Selanjutnya, jika suhu yang terbaca oleh Themperature Detection lebih dari 37,8 derajat celcius,  maka buzzer (pendengung) akan berbunyi keras. Hal ini menandakan orang tersebut tidak diperbolehkan untuk memasuki ruangan tersebut.

Kepala Desa Balongjeruk, Safi’i sangat mengapresiasi dan mengaku bangga terhadap mahasiswa yang mempunyai ide kreatif dan inovatif untuk membuat alat Themperature Detection. Setiap program yang ditelurkan kelompok mahasiswa PPM UMM ditekankan untuk memberikan dampak nyata yang signifikan. Hal ini selaras dengan dukungan yang disampaikan Dosen Pembimbing Lapang UMM yaitu Beti Istanti Suwandayani kepada PMM UMM 81.

"Dalam melakukan kegiatan harus mengutamakan protokol kesehatan yang berlaku demi menjaga kesehatan bersama dan jadikan inovasi serta kreatifitas kalian menjadi berguna untuk masyarakat,” jelasnya dalam keterangan pers yang diterima Republika, Kamis (1/10).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement