REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini ada banyak jenis susu yang beredar di pasaran. Selain susu sapi, ada pula sari dari berbagai produk nabati yang juga dikenal sebagai "susu" berbasis tanaman. Mana yang terbaik?
Terkait mana jenis susu yang terbaik, tak ada penjelasan sederhana untuk itu. Secara teknis, minuman yang terbuat dari sari kacang kedelai, almond, atau berbagai bahan nabati lain tak bisa dikategorikan sebagai "susu".
Alasannya, minuman tersebut bukan berasal dari mamalia. Akan tetapi, minuman-minuman ini kerap dijadikan alternatif "susu" untuk orang-orang yang tak bisa atau tidak ingin mengonsumsi susu dari hewan.
Terkait mana jenis susu yang terbaik, tak ada penjelasan sederhana untuk itu. Susu sapi dan berbagai alternatif susu berbasis tanaman memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Berikut ini adalah perbedaan dari tiap susu tersebut, seperti dilansir Inverse, Senin (5/10).
Susu Sapi
Susu sapi mengandung banyak zat gizi, meliputi kalsium, protein, vitamin B12, vitamin A, vitamin D, riboflavin (B2), zinc, fosfor, dan yodium. Kandungan protein dalam susu sapi memiliki kuantitas dan kualitas yang tinggi.
Whey dan casein dalam susu sapi mengandung seluruh jenis asam amino esensial. Di samping itu, kalsium dalam susu sapi juga baik untuk kesehatan tulang.
Susu sapi dan turunannya memiliki kandungan kalsium yang paling baik diserap oleh tubuh. Lemak dalam susu sapi juga tidak terlalu bermasalah bagi kesehatan jantung. Studi pada 2018 bahkan menemukan bahwa konsumsi susu sapi berkaitan dengan risiko penyakit jantung dan kematian yang lebih rendah.
Kedelai
Sari kedelai dapat menjadi alternatif susu yang cukup baik. Minuman ini biasanya terbuat dari kedelai giling atau bubuk protein kedelai yang dicampur degan air dan minyak sayur. Biasanya minuman ini juga difortikfikasi dengan vitamin dan mineral, termasuk kalsium.
Studi 2017 mengungkapkan bahwa sari kedelai dapat menjadi alternatif susu yang lebih baik dibandingkan opsi lainnya. Sari kedelai juga cukup bervariasi karena memiliki varian full-fat dan low-fat. Di samping itu, kedelai merupakan sumber yang baik untuk protein nabati, karbohidrat, dan vitamin B. Bila difortifikasi dengan kalsium, sari kedelai dapat menjadi alternatif susu dengan kandungan gizi yang sebanding.
Di sisi lain, kedelai juga mengandung senyawa bernama phytoestrogens. Phytoestrogens dikenal sebagai senyawa tumbuhan natural yang mirip dengan estrogen alami dalam tubuh.
Ada spekulasi bahwa phytoestrogens dapat memberikan dampak negatif terhadap risiko kanker payudara dan hipertiroidisme. Spekulasi ini didasarkan pada penelitian terhadap hewan. Akan tetapi, penelitian terhadap manusia tidak mendukung temuan tersebut.
Almond
"Susu" yang terbuat dari kacang almond umumnya hanya terdiri dari kacang itu sendiri dan air putih. Meski almond merupakan sumber protein nabati yang baik, sari almond memiliki kandungan protein dan kalsium yang lebih rendah dibandingkan susu sapi.
Survei terhadap berbagai produk sari almond komersial pada 2017 menunjukkan bahwa sari almond hanya memiliki kandungan almond sebesar 2-14 persen. Air putih merupakan bahan yang paling dominan dalam sari almond.
Sari almond diketahui rendah akan energi dan lemak jenuh. Di sisi lain, sari almond juga mengandung lemak tak jenuh serta vitamin E, mangan, zinc, dan kalium.
Akan tetapi, sari almond seringkali ditambahkan dengan gula. Tambahan gula ini tidak selalu berbentuk gula pasir, tapi bisa berupa sirup beras, sirup agave, sari tebu, hingga maltodextrin jagung.
Sari almond dapat menjadi pilihan untuk orang-orang yang memiliki intoleransi terhadap susu sapi dan kedelai. Akan tetapi, sari almond kurang cocok untuk orang-orang dengan alergi kacang.
Bila ingin mengonsumsi sari almond dengan kandungan yang setara dengan susu sapi, pilih produk sari almond yang sudah difortifikasi dengan kalsium sebesar 115-120 mg per 100 ml. Lebih dianjurkan pula untuk memilih produk sari almond yang tidak diberikan pemanis.