REPUBLIKA.CO.ID, ITHACA -- Peneliti dari Cornell University mengembangkan sebuah earphone yang dapat mengenali ekspresi wajah penggunanya. Dengan kemampuan ini, pengguna earphone tersebut dapat mengekspresikan emosi secara daring tanpa harus memposisikan wajah mereka di depan kamera.
Earphone bernama C-Face ini dapat mengenali ekspresi wajah penggunanya dengan cara mengobservasi kontur pipi. Langkah selanjutnya, C-Face akan menerjemahkan ekspresi tersebut ke dalam emoji atau silent speech command.
"Alat ini lebih sederhana, lebih tidak menonjol, dan lebih cakap dibandingkan teknologi pelacak ekspresi wajah yang terpasang di telinga yang sudah ada saat ini," ujar asisten profesor sekaligus peneliti senior untuk karya ilmiah "C-Face: Continuously Reconstructing Facial Expressions by Deep Learning Contours of the Face With Ear-Mounted Miniature Cameras" Cheng Zhang, seperti dilansir di Science Daily.
Sebagian besar teknologi wearable untuk mengenali ekspresi wajah yang sudah ada sebelumnya perlu memasangkan sensor pada wajah. Meski memerlukan lebih banyak instrumen, teknologi-teknologi ini hanya bisa mengenali sejumlah ekspresi wajah yang terbatas.
Berbeda dengan teknologi-teknologi tersebut, C-Face bekerja dengan mendeteksi pergerakan otot. Oleh karena itu, C-Face bahkan mampu mengenali ekspresi wajah penggunanya meski si pengguna sedang menggunakan masker wajah.
C-Face dilengkapi dengan dua kamera RGB miniatur. Kamera RGB adalah kamera yang menangkap warna merah, hijau, dan pita cahaya. Kedua kamera ini diposisikan di bawah kedua telinga pengguna dengan headphone atau earphone.
Ada 42 titik fitur wajah yang dipantau oleh C-Face. Seluruh titik ini merepresentasikan bentuk dan posisi dari mulut, mata, dan alis. Ketiga area wajah ini dipilih karena ketiganya paling terdampak dengan perubahan ekspresi wajah.
Setelah kamera merekam perubahan kontur wajah ketika otot wajah bergerak, alat ini akan melakukan rekonstruksi untuk menerjemahkan kontur wajah tersebut menjadi ekspresi. Ekspresi ini nantinya bisa diterjemahkan menjadi delapan emoji, di mana beberapa di antaranya adalah emoji "natural", "marah", dan "kissy-face". Selain itu ekspresi tersebut juga bisa diterjemahkan menjadi delapan silent speech command untuk mengontrol perangkat musik, seperti "putar musik", "musik selanjutnya", dan "tingkatkan volume".
Kemampuan untuk mengendalikan alat ini dengan ekspresi wajah dapat bermanfaat dalam beberapa situasi. Misalnya, saat sedang bekerja di perpustakaan atau di fasilitas tempat kerja bersama.
Satu keterbatasan yang dimiliki C-Face adalah kapasitas baterai earphone yang terbatas. Zhang dan tim berencana untuk mengembangkan teknologi yang menggunakan lebih sedikit tenaga.
Penelitian C-Face didukung oleh Departemen Ilmu Informasi di Cornell University. Karya ilmiah "C-Face: Continuously Reconstructing Facial Expressions by Deep Learning Contours of the Face With Ear-Mounted Miniature Cameras" akan dipresentasikan secara virtual pada Assotiation for Computing Mchinery Symposium on User Interface Software and Technology pada 20-23 Oktober.