Jumat 23 Oct 2020 05:37 WIB

Curcumin Pada Kunyit Ternyata Sulit Dicerna

Padahal, curcumin memiliki sifat antiinflamasi dan antimikroba.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Curcumin merupakan pigmen berwarna kuning yang bisa ditemukan pada kunyit dan temu lawak (Foto: ilustrasi)
Foto: Flickr
Curcumin merupakan pigmen berwarna kuning yang bisa ditemukan pada kunyit dan temu lawak (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Curcumin merupakan pigmen berwarna kuning yang bisa ditemukan pada kunyit dan temu lawak. Beberapa keunggulan Curcumin adalah memiliki sifat antiinflamasi dan antimikroba, melindungi hati hingga saraf, hingga memiliki efek antidiabetik.

Terlepas dari beragam manfaat yang dimiliki, curcumin ternyata memiliki satu kelemahan. Kelemahan tersebut adalah sulit untuk diserap oleh tubuh.

Baca Juga

"(Satu kelemahannya) curcumin ini secara umum memang sulit diabsorbsi atau diserap (bila dikonsumsi secara oral)," ujar Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu (PDPOTJI) Dr (Cand) dr Inggrid Tania MSi dalam peluncuran daring Curcuma Force dari SOHO Global Health.

Kesulitan dalam hal penyerapan ini dipengaruhi oleh sifat curcumin yang hidrofobik. Selain itu, hati juga memetabolisme curcumin yang berhasil terserap menjadi bentuk yang tidak aktif.

Terlepas dari kesulitan ini, ada berbagai cara yang sebenarnya bisa dilakukan untuk meningkatkan penyerapan curcumin serta memperlambat metabolisme oleh liver ini. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah memberikan phospholipid complex atau dengan menggunakan teknik mikroenkapsulasi atau nanoenkapsulasi.

"Dan juga bisa dikombinasikan dengan ekstrak lada hitam misalnya, yang mengandung piperidine, ada lagi yang namanya piperine," tambah Inggrid.

Piperine merupakan derivatif dari piperidine dan bisa didapatkan dari lada hitam atau cabai Jawa. Piperine terbukti dapat meningkatkan bioavailabilitas atau keberadaan curcumin di dalam darah.

"Itu menunjukkan sebelumnya terjadi proses penyerapan ke dalam darah yang optimal, tanpa timbulnya efek samping," pungkas Inggrid

Uji farmakokinetik pada hewan coba dan manusia juga menunjukkan bahwa penambahan piperine pada curcumin dapat meningkatkan bioavailabilitas hingga 2000 persen. Peningkatan yang sangat besar ini menunjukkan efek positif dari penambahan piperine ke dalam curcumin.

Hal ini pula yang mendasari lahirnya inovasi terbaru SOHO Global Health, Curcuma Force. Curcuma Force merupakan invoasi pertama di Indonesia yang mengombinasikan curcumin dari temulawak dengan piperine.

"Curcuma Force menggunakan bahan baku curcuma organik yang dihasilkan dari perkebunan SOHO yang memiliki kaultias terbaik," ujar VP Research and Development SOHO Global Health Dr Raphael Aswin Susilowidodo MSi. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement