Jumat 30 Oct 2020 13:08 WIB

Hikmah Maulid: Kuatkan Karakter Sebagai Anak Saleh

SD BBI gelar pembelajaran Akhlaqul Karimah dalam rangka memperingati Maulid Nabi.

SD Bosowa Bina Insani  mengadakan kegiatan pembelajaran Akhalaqul Karimah melalui Zoom dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Foto: Dok SBBI
SD Bosowa Bina Insani mengadakan kegiatan pembelajaran Akhalaqul Karimah melalui Zoom dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – SD Bosowa Bina Insani  Bogor  mengadakan kegiatan pembelajaran Akhlaqul Karimah  untuk seluruh level (kelas 1-6) secara online  pada Selasa (27/10). Kegiatan ini diadakan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Materi dibawakan oleh para guru Pendidikan Agama Islam SD Bosowa Bina Insani. Mereka adalah pembicara-pembicara tamu yang merupakan Dr  M  Sudrajdt MPdI yang juga kepala SD Bosowa Bina Insani, H  Zaenal Abidin  SQ, Agung Sulaksana Hadiwiata  MPdI, Nurochim SPdI, Ardhy Asyar Asyhari  SS, dan H  Asep Sumarsana SAg.

Acara dibka  oleh host masing-masing kelas,  dilanjutkan dengan pembacaan kalam Ilahi oleh salah satu siswa. Ia membaca surah Al Fiil. 

Kemudian, Kepala SD Bosowa Bina Insani, Dr M Sudrajat memberikan kata sambutan. Ia menegaskan  pentingnya mencontoh akhlak  Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.

“Di masa pandemi ini kita harus menguatkan karakter yang menjadi role model  hidup anak yang saleh dan salehah. Itu kita akan dapatkan bila kita mau melaksanakan contoh yang diperagakan dalam hidup Rasulullah Saw. Dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw tahun ini marilah  kita tingkatkan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari termasuk di masa pandemi ini,” kata  Sudrajat seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Memasuki acara inti yakni menyaksikan video kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW, operator kelas menayangkan video melalui share screen. Kisah dimulai dengan keadaan penduduk mekah saat itu, penduduk mekah sangat mahir berdagang namun banyak kemaksiatan yang mereka lakukan, seperti menyembah berhala, minum minuman keras, merampok dan sebagainya.

Saat itu Ka’bah menjadi tanggung jawab kakek Nabi Muhammad SAW yakni Abdul Muthalib. Beliaulah  yang menemukan kembali sumur zam-zam yang sudah lama terkubur, sehingga bisa digunakan untuk keperluan rombongan peziarah Ka’bah.

Abdul Muthalib mempunyai 11 anak laki-laki.  Yang paling bungsu bernama Abdullah. Setelah dewasa,  Abdullah dinikahkan dengan Aminah,  gadis terhormat di  kalangan penduduk Mekkah saat itu.  Tidak berselang lama, Abdullah mengadakan perjalanan ke Madinah. Ia meninggalkan Aminah yang tengah  mengandung bayi, yakni Nabi Muhammad SAW.

Sesampainya di Madinah,  Abdulllah jatuh sakit dan meninggal. Kabar tersebut membuat keluarga Abdul Muthalib berduka.  Begitupun Aminah sangat terpukul karena bayi yang dikandungnya sudah menjadi yatim.

Masa kecil Nabi Muhammad SAW sedikit mengenyam kasih sayang ibunda Aminah. Karena,  saat umurnya baru  3 tahun, ibunda meninggal dunia. Pengasuhan pun beralih ke Abdul Mutholib . Akhirnya beliau pun  meninggal dan pengasuhan beralih ke paman nabi, yakni  Abu Thalib hingga  ia dewasa.

Masa remaja nabi sangat terjaga dari kemaksiatan, sangat berbeda dengan teman sebayanya. Hal ini disadari oleh paman nabi, sehingga nabi Muhammad menjadi sangat istimewa di mata Abu Tahlib.

Nabi Muhammad ikut berdagang bersama pamannya ke negeri Syam, dan bertemu Rahib bernama Bukhaira yang mengabarkan bahwa  Muhammad akan menjadi Nabi dan Rasul sesuai dengan tanda-tanda yang dimiliki oleh beliau.

Pemutaran videopun selesai, sesi selanjutnya yakni sesi tanya jawab dengan pembicara atau pemateri, para siswa sangat antusias mengajukan pertanyaan terkait dengan kisah nabi Muhammad SAW. Banyak di antara para siswa berebut ingin bertanya, tapi dibatasi oleh host mengingat waktu terbatas. 

“Para pemateri pun menjawab rangkaian pertanyaan tersebut dan para siswa puas dengan jawabannya,” kata Sudrajat.

Di  akhir sesi tanya jawab tak lupa para pembicara menyisipkan pesan akhlak  yang bisa diambil dari kisah Nabi Muhammad SAW tentang kegigihan, keteguhan, kejujuran dan kesabaran serta menjaga diri dari maksiat.

Ia menyebutkan, sesi berikutnya adalah pemaparan proyek diampu oleh perwakilan wali kelas. Proyek ini berkaitan dengan video kisah Nabi Muhammad.  Masing-masing kelas berbeda sesuai dengan bobot kemampuannya.

Kelas 1-2 menggambar Ka’bah dan mewarnainya, kelas 3-4 membuat kartu pop up Ka’bah, gajah dan burung ababil. Kelas 5-6 menulis ulang cerita terkait video yang disaksikan ditulis dengan tangan.  “Lalu semua projek masing-masing kelas di uplod ke Padlet masing-masing kelas,” ujar Sudrajat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement