REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operator seluler Smartfren kembali menambah kapasitas jaringan seluler pada semester kedua 2020. Hal ini dilakukan untuk merespons permintaan internet yang tinggi.
"Kenaikan traffic ini rata-rata terjadi memang karena perubahan perilaku masyarakat yang banyak masuk ke ranah digital, mulai dari kegiatan sekolah hingga bekerja," kata VP Technology Relations and Communications Smartfren, Munir Syahda Prabowo, dalam siaran pers, Rabu (4/11).
Kapasitas jaringan operator seluler tersebut ditambah 29 persen untuk paruh kedua tahun ini, juga perluasan cakupan 4G yang secara nasional mencapai 21 persen. Selain itu, Smartfren juga melakukan optimasi jaringan sebesar 42 persen dari keseluruhan yang mereka miliki.
Smartfren mencatat kenaikan lalu lintas seluler secara nasional pada paruh kedua ini sebesar 24 persen dibandingkan semester lalu. Kenaikan traffic seluler terbesar berada di Samarinda, Kalimantan Timur, yaitu 58 persen, disusul Semarang (Jawa Tengah) 38 persen dan Balikpapan (Kalimantan Timur) 36 persen.
Smartfren juga menerapkan sejumlah teknologi untuk akses internet kecepatan tinggi, antara lain milimeterwave, small cell dan beam forming. Smartfren sudah mengantisipasi lonjakan lalu lintas seluler sejak Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB) April lalu, bahwa traffic internet bergeser dari wilayah perkantoran ke perumahan karena anjuran bekerja dan belajar dari rumah.
Pada Maret hingga Mei, mereka mencatat kenaikan traffic data sebesar 10 persen di seluruh wilayah tempat mereka beroperasi. Ketika PSBB kedua berlaku di Jakarta pada September lalu, Smartfren mengoptimasi jaringan dengan penyesuaian kapasitas di area yang sedikit lalu lintas (low traffic) dan mengatur rute ke area yang permintaan kapasitas tinggi.