REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Orang dengan alergi kulit dapat memicu dermatitis kontak dari penggunaan masker. Hal itu dipresentasikan dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan American College of Allergy, Asthma, and Immunology virtual pada tahun ini.
“Kami merawat seorang pria kulit hitam berusia 60 tahun dengan eksim onset dewasa, dermatitis kontak, dan alergi hidung kronis di klinik, setelah dia datang tiga kali ke ruang gawat darurat rumah sakit karena ruam yang tidak nyaman,” kata ahli alergi dan penulis utama studi tersebut Yashu Dhamija dilansir Pharmacy Times, Jumat (13/11).
Pada April 2020, kondisi kulit pasien itu sudah terkendali, tapi pemakaian masker membuat gejalanya mulai muncul di area yang belum terbiasa.
Pasien itu diberi resep prednison untuk ruam, ketika diperiksa oleh dokter gawat darurat. Kunjungan telehealth lanjutan ke klinik alergi rumah sakit dilakukan ketika gejala pasien tidak mereda. Penyelidikan lebih lanjut menemukan bahwa alergi kulitnya mulai kambuh pada April 2020, bertepatan dengan pandemi dan pemakaian masker.
“Kami menyadari bahwa ruamnya muncul tepat di tempat bagian elastis masker,” kata ahli alergi dan rekan penulis studi, Kristin Schmidlin.
Kemudian, dia mengatakan, tim peneliti mengurangi prednison dan menyarankan pasien untuk menggunakan steroid topikal dan imunosupresan topikal sampai ruam sembuh. Schmidlin mengatakan tim juga menyuruh pasien untuk menggunakan masker bebas pewarna, berbahan kapas, tanpa elastis. Pada kunjungan telepon lanjutan seminggu kemudian, pasien mengatakan ruamnya berangsur membaik.
Selain itu, penulis penelitian mencatat alergen umum yang dapat memengaruhi dermatitis kontak ditemukan pada masker, pita elastis, dan komponen lain dari masker.
Orang yang memiliki alergi kulit harus berkonsultasi dengan ahli alerginya untuk melakukan uji tempel dalam membantu mengidentifikasi komponen tertentu dalam masker yang mungkin memicu gejala. Beberapa alergen yang menyebabkan dermatitis kontak ditemukan pada masker yang mencegah Covid-19.