REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba), Edi Setiadi, mengatakan Unisba di usia yang ke 62 tahun masih memiliki banyak cita-cita yang belum tercapai. Salah satunya bagaimana melahirkan para pejuang, pekerja keras, pemikir dan pembaharu atau inovator dari kampus tersebut.
Selain itu, Unisba harus menjadi wadah pendidikan dan pembinaan kader-kader Islam yang dapat meneruskan risalah Allah kepada umat manusia. "Unisba harus melahirkan ribuan ulama yang cendekia dan cendekia yang ulama dalam berbagai bidang ilmu dengan dasar pijakan Al quran dan Al hadits karena keduanya merupakan mata air bagi para mujadid (pembaharu) yang tidak akan menyesatkan," ujar Edi kepada wartawan, Ahad (15/11). Milad ke 62 tahun Universitas Islam Bandung (Unisba), digelar tanpa ada berbagai rangkaian kegiatan.
Edi berharap, Unisba bisa melahirkan ulama yang juga cendikia. Ulama tersebut, harus lahir bukan hanya dari fakultas agama saja. Tapi juga, harus lahir dari semua fakultas.
Edi mengatakan, saat ini usia Unisba sudah mencapai 62 tahun. Menyusuri perjalanan yang dilalui Unisba dalam kurun waktu tersebut, telah mengantarkan Unisba pada suasana perjuangan dan dakwah yang tidak pernah lekang.
Bahkan, kata dia, puluhan ribu Alumni telah dihasilkan sebagai generasi pejuang yang berasal dari rahim Unisba dengan berbagai posisi dan kedudukan. "Semuanya ibarat mutumanikam yang menghiasi konfigurasi bangsa dan umat," katanya.
Unisba, lanjut dia, tidak pernah lepas menyelesaikan berbagai persoalan keumatan. Kata Edi, Unisba telah berdiri tegak sebagai pilar perjuangan untuk kemaslahatan umat dan akan terus berdiri tegak laksana batu karang ditengah gelombang kehidupan umat.
Pencapaian Unisba seperti sekarang, kata dia, tidak lepas dari perjuangan para pendahulu dan dukungan masyarakat khususnya umat Islam. Oleh karena itu Unisba tidak boleh menjadi menara gading. Unisba harus peka terhadap denyut perasaan masyarakat dan umat karena sesungguhnya pijakan Unisba terletak pada perasaan umat.