REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Hari ini, Kamis (3/12) China mengumumkan kesiapannya untuk mengambil sampel batuan di Bulan kembali ke Bumi. Diketahui, pekan lalu, China mengirimkan pesawat penjelajah Chang'e 5 untuk membawa sampel batuan ke Bumi.
Misi tersebut, menjadi yang pertama kalinya dicoba suatu negara setelah lebih dari 40 tahun misi ke Bulan. Misi China kali ini adalah yang terbaru dari serangkaian misi ambisius untuk program luar angkasa China. Sebab, misi itu juga memiliki wahana dalam perjalanan ke Mars dengan membawa robot penjelajah.
Dalam penjelajahan terbarunya, pesawat Chang'e 5 mendarat di sisi dekat bulan, Selasa (1/12) kemarin. ‘’Penyelidikan telah selesai melakukan pengambilan sampel di bulan, dan sampel telah disegel di dalam pesawat ruang angkasa," kata Administrasi Luar Angkasa Nasional China dalam sebuah pernyataan dikutip dari Time, Kamis (3/12).
Jika sesuai rencana, wahana yang dikenal sebagai ascender akan diluncurkan kembali ke orbit bulan agar bisa mentransfer sampel ke kapsul untuk selanjutnya kembali ke Bumi. Meski demikian, waktu untuk kembali ke bumi belum jelas dipastikan. Pendarat dapat bertahan hingga satu hari di bulan, atau 14 hari Bumi, sebelum suhu yang turun akan membuatnya tidak dapat dioperasikan.
Dalam melakukan misinya, Chang'e dilengkapi alat untuk mengambil sampel dari permukaan dan mengebornya sedalam 2 meter. Hal itu, ditujukan untuk mengambil bahan yang dapat memberikan petunjuk ke dalam sejarah bulan, planet selain Bumi, dan fitur luar angkasa.
Meskipun mengambil sampel adalah tugas utamanya, pendarat juga dilengkapi untuk memotret area di sekitar lokasi pendaratannya secara ekstensif. Caranya, dengan memetakan kondisi di bawah permukaan menggunakan radar penembus tanah, dan menganalisis tanah bulan untuk mengetahui kandungan mineral dan air.
Modul pengembalian Chang'e 5 seharusnya mendarat sekitar pertengahan Desember di padang rumput Mongolia Dalam. Itu adalah tempat pesawat luar angkasa Shenzhou berawak China kembali sejak China pertama kali menempatkan manusia di luar angkasa pada tahun 2003 silam.
Pencapaian itu, sekaligus menjadikan China sebagai negara ketiga yang melakukannya, setelah Rusia dan Amerika Serikat. Pengiriman Chang'e 5, digadang-gadang telah menghidupkan kembali pembicaraan tentang China yang suatu hari mengirimkan misi awak ke bulan. Bahkan, dimungkinkan juga membangun pangkalan ilmiah di sana, meskipun tidak ada garis waktu yang diusulkan untuk proyek semacam itu.