Monday, 21 Jumadil Akhir 1446 / 23 December 2024

Monday, 21 Jumadil Akhir 1446 / 23 December 2024

MPR Sosialisasi 4 Pilar Lewat Seni Budaya di Gorontalo

Senin 07 Dec 2020 08:40 WIB

Red: Gita Amanda

MPR menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar melalui kegaiatan seni budaya di Gorontalo.

MPR menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar melalui kegaiatan seni budaya di Gorontalo.

Foto: MPR
MPR ikut melestarikan dan menjaga seni budaya leluhur yang dimiliki Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Sekretariat Jenderal MPR RI menggelar ‘Pagelaran Seni Budaya Gorontalo’ bertempat di Training Center Damhil UNG Jalan Joesoef Dalie, Dulalowo Timur, Kota Gorontalo, Sabtu (5/12) lalu. Acara yang berlokasi di Kampus Universitas Negeri Gorontalo ini dipilih sebagai tempat kegiatan sosialisasi Empat Pilar dengan metoda pagelaran seni budaya, sekaligus untuk mengenang Risno Ahaya seorang seniman tunanetra legendaris Gambus Gorontalo.

Hadir pada acara Festival Budaya Gorontalo itu, Elnino M. Husein Mohi; Anggota MPR RI Fraksi Partai Gerindra, Kepala Biro Humas MPR RI, Siti Fauzia; para mahasiswa dan ratusan budayawan yang tampak antusias menyaksikan acara kesenian, yang menampilkan diantaranya musik berirama gambus, tanggomo, dan beberapa tarian asli Gorontalo.

Baca Juga

Kepala Biro Humas MPR RI, Siti Fauziah, saat memberi laporan sebagai panitia pelaksana mengungkapkan rasa bangganya melihat antusiasme seniman dan mahasiswa yang ingin menyaksikan pagelaran seni budaya tersebut. “Walaupun dalam suasana pandemi dan semua hadirin memakai masker tapi tidak mengurangi kemeriahan Pagelaran Seni Budaya Gorontalo dalam rangka kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI,” ujar Siti seperti dalam siaran pers MPR, Senin (7/12).

photo
Kepala Biro Humas MPR RI, Siti Fauzia salut dengan antusiasme mahasiswa terhadap seni budaya Gorontalo. - (MPR)

 

Di hadapan seniman kota yang berjuluk “Serambi Madinah'' ini, MPR memilih seni budaya sebagai salah satu metode sosialisasi. Alasannya, karena di dalam seni budaya mengandung filosofi yang berisi tuntunan untuk dijadikan panutan, selain sebagai tontonan. “Mudah-mudahan dengan Pagelaran Budaya Gorontalo ini bisa melestarikan seni Gorontalo agar tidak punah,” harap Siti.

Dengan pagelaran budaya ini, MPR telah melakukan dua hal, yaitu Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dan mendukung pelestarian seni budaya Gorontalo. “MPR ikut melestarikan dan menjaga seni budaya leluhur yang kita miliki," paparnya.

Dalam sambutannya anggota MPR RI  Elnino M Husein Mohi menyampaikan terima kasih kepada Kepala Biro Humas MPR RI, Siti Fauziah yang mengarahkan acara ini dilaksanakan di Gorontalo serta para musisi, budayawan Gorontalo dan keluarga alm. Risno Ahaya yang hadir pada pagelaran ini.

Dengan berkumpulnya para seniman senior dan yunior, Elnino berharap mari kita bangkitkan kembali semangat seni agar kedepan bisa melakukan perubahan walau dari seni.

Oleh karena itu, ajak Elnino, mari kita sama-sama menyadari bahwa yang kita urus adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia, negara yang memiliki beragam kebudayaan dan adat istiadat, dan acara ini adalah salah satu usaha kita untuk membangkitkan kembali seni di Gorontalo karena selama ini seniman di Gorontalo sepertinya kurang mendapat perhatian untuk berkembang.

Salah satu cara untuk mengamalkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika itu adalah lewat seni dengan menjaga adat istiadat dan kebudayaan kita. Menurut Elnino, Indonesia tidak akan bisa merdeka tanpa ada seniman seperti Bung Karno dan Bung Hatta mereka adalah seniman bukan hanya sekedar politisi mereka bisa menulis puisi, prosa dan mereka bisa membuat tulisan-tulisan yang bisa mengubah pikiran banyak orang, karya seni puisi Khairil Anwar, Sutan Takdir Alisjahbana serta karya tulis orang-orang cerdas yang hanya bisa masuk kedalam pikiran kita yang paling dalam yang bisa membuat Indonesia, tegasnya.

Seni adalah ujung tombak membuat perubahan, lalu Gorontalo bisa pakai seni apa saja tapi yang paling tepat adalah pakai budaya Gorontalo. Di Gorontalo nilai-nilai Pancasila sudah ada sebelum Pancasila dirumuskan inilah salahsatu nilai-nilai di nusantara yang dipertimbangkan oleh BPUPKI dan Panitia 9 dalam menyusun Pancasila dalam sejarah. Seperti buhutawalama (terikat, teranyam) cerminan dari persatuan, Heluma (Musyawarah), ujarnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler