REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah kapsul luar angkasa China yang membawa kembali bebatuan dari bulan dalam lebih dari empat dekade memulai kembalinya tiga hari ke Bumi pada hari Ahad (13/12). Pesawat luar angkasa itu bernama Chang'e V, yang telah mengorbiti bulan selama sekitar sepekan.
Dilansir dari AP, Ahad (13/12), Badan Antariksa Nasional China dalam sebuah unggahan di media sosial menyatakan bahwa pesawat luar angkasa itu menyalakan empat mesin selama sekitar 22 menit untuk keluar dari orbit bulan. Pesawat mendarat di bulan awal bulan ini di dekat formasi yang disebut Mons Rumker, area yang diyakini sebagai tempat aktivitas gunung berapi kuno. Dari sana dikumpulkan sekitar dua kilogram atau 4,4 pon sampel.
Kapsul pesawat diharapkan mendarat di China utara di wilayah Mongolia. Sementara, materi yang dibawa tersebut akan menjadi yang pertama dibawa kembali sejak penyelidikan Luna 24 Uni Soviet pada tahun 1976.
Bebatuan dan puing-puing lainnya diperoleh dengan mengebor ke kerak bulan dan menyendok langsung dari permukaan. Bebatuan itu mungkin miliaran tahun lebih muda daripada yang dibawa oleh misi AS dan Soviet sebelumnya. Bahkan, mungkin menawarkan wawasan tentang sejarah bulan dan benda-benda lain di tata surya.
China telah mendirikan laboratorium untuk menganalisis sampel untuk usia dan komposisi bebatuan. China juga akan membagikan beberapa di antaranya dengan negara lain.
Program luar angkasa China memiliki serangkaian misi ambisius yang sedang berlangsung, termasuk penyelidikan dalam perjalanan ke Mars. Program bulan Chang'e, yang dinamai dengan nama dewi bulan Tiongkok kuno, telah mengoperasikan wahana Chang'e IV di sisi jauh bulan yang kurang dieksplorasi selama dua tahun terakhir.
Rencana masa depan China, yakni akan melakukan pengembalian manusia ke bulan dan mungkin membuat pangkalan di bulan secara permanen. China juga membangun stasiun luar angkasa untuk mulai beroperasi pada awal 2022.