REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Agrianita IPB University menggelar webinar tentang peran ibu dalam membentuk karakter anak, Sabtu (12/12). Webinar tersebut diselenggarakan dalam rangka menyambut hari ibu yang akan jatuh pada hari Selasa, 22 Desember 2020 mendatang. Webinar kali ini merupakan acara penutup dari 78 rangkaian program kerja yang diselenggarakan oleh Agrianita sepanjang tahun 2020.
Retna Widyawati SP selaku ketua Agrianita IPB University, dalam pembukaannya menyampaikan bahwa keluarga merupakan unit sosial terkecil dari masyarakat. Keluarga juga menjadi lingkungan pendidikan pertama dan utama dalam kehidupan seseorang.
“Sehingga keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam menerapkan pola asuh yang sesuai dalam pembentukan karakter dan kepribadian yang luhur,” ujar Retna dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Sementara itu, Rektor IPB University Prof Dr Arif Satria yang juga hadir pada kesempatan tersebut menyampaikan hal senada. Menurutnya, era perubahan saat ini harus disambut dengan dunia pendidikan yang terus berbenah dan keluarga yang mulai membangun sinergi dengan aktivitas pendidikan formal. Dengan demikian, akan dihasilkan manusia unggul yang penuh dengan optimisme, growth mindset, kepercayaan diri, serta integritas.
“Bangsa Indonesia memerlukan karya-karya besar yang hanya bisa dihasilkan oleh generasi yang memiliki growth mindset, pembelajar tangguh dan lincah. Ketika kita bekerja sama, kita bisa menghasilkan inovasi, memberikan inspirasi serta manfaat untuk masyarakat dan bagi kemajuan,” ujar Prof Arif.
Pada webinar kali ini, Dr Ratna Megawangi, salah satu pemateri menyampaikan tentang upaya memperkuat kesehatan mental dan karakter anak. Dalam pemaparannya, ia menyebutkan bahwa adanya pembatasan mobilitas fisik di masa pandemi Covid-19 termasuk meliburkan aktivitas sekolah mengakibatkan anak-anak mengalami tekanan psikologis. Hal ini karena bisa aktif berkegiatan merupakan hal yang sangat penting bagi anak-anak.
“Rasa bosan dan tugas sekolah yang menumpuk, membuat semakin malas dan tidak bersemangat. Saya sangat khawatir nanti akan ada generasi yang lemah dan tidak punya semangat akibat dari stres yang berkepanjangan ini,” ujar pakar kesehatan mental anak itu.
Dr Ratna juga menuturkan kesehatan mental ini sangat terkait dengan proses membangun karakter. Menurutnya, karakter merupakan komponen yang menentukan kemampuan seseorang dalam mengontrol emosi serta mengelola dorong-dorongan yang mempengaruhi perilakunya.
“Menjaga kesehatan mental anak dapat dilakukan dengan membangun emosi yang positif di dalam interaksi. Pengalaman emosi negatif menghambat perkembangan otak bagian korteks yang berperan dalam kemampuan berfikir logis. Seseorang dengan korteks yang tidak berkembang baik akan cenderung impulsif dalam bertindak,” jelasnya.
Adapun Ir Shahnaz Haque menyampaikan tentang keterkaitan pengasuhan anak dan pendidikan. Menurutnya, terdapat tiga hal yang dapat meningkatkan semangat anak untuk menempuh pendidikan. Pertama adalah orang tua yang mendukung. “Adanya dukungan orang tua akan memberikan energi pada anak,” kata artis dan pembawa acara itu.
Kedua, lingkungan sekolah yang nyaman. “Menjadi tugas orang tua untuk mencarikan sekolah yang terbaik. Namun bukan untuk sekedar menitipkan tetapi juga harus turut terlibat dalam proses pendidikan seperti yang Prof Arif Satria sampaikan. Terakhir adalah fisik serta pikiran anak yang sehat.
“Untuk menjaga pikiran anak yang sehat, kita harus menggunakan kata-kata positif dalam menumbuhkan semangat mereka dan tidak dengan membandingkan dengan orang lain, akan tetapi membandingkan dengan dirinya sendiri. Dulu belum bisa, sekarang sudah bisa. Dulu bisa, kenapa sekarang tidak bisa,” ujarnya.
Di penghujung materinya, Shahnaz Haque menyampaikan bahwa merayakan pencapaian anak adalah hal yang penting. Perayaan ini karena setiap pencapaian meskipun sederhana tetap merupakan sebuah prestasi. “Apresiasi yang tepat akan memotivasi anak untuk terus berprestasi,” ujar Shahnaz.