Kamis 31 Dec 2020 06:09 WIB

Wartawan Republika Kok Nonton Film Seks di Bioskop Esek-Esek

Saya diminta meliput fenomena film seks yang diputar di bioskop esek-esek.

Red: Karta Raharja Ucu
M Subroto, Jurnalist Republika
Foto:

Di era 90-an perfilman nasional dipenuhi dengan film-film bertema seks. Adegan panas dijadikan senjata utama memancing penonton datang ke bioskop. Film-film yang berisi adegan dewasa antara lain Ranjang yang Ternoda (1993), Kabut Asmara (1994), Bebas Bercinta (1995), Gairah Tabu (1996), dan banyak lainnya.

Aku mulai mencari info bioskop yang menayangkan film esek-esek di Jakarta. Seorang teman memberitahu, salah satunya ada di dekat Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Lokasinya tak jauh dari kantor.

Sore itu aku menyambangi bioskop itu. Harus tanya beberapa kali ke pedagang di sekitar Pasar Minggu untuk sampai di lokasi. Letaknya agak tersembunyi, sekitar 100 meter dari jalan raya.

Aku sengaja mengenakan topi agar mukaku tak kelihatan jelas. Juga mengenakan jaket yang sesekali kupakai menutup wajah. Kan malu juga kalau ada yang mengenaliku. Wartawan Republika kok nontonnya film kayak gitu.

Aku lupa judul film yang kutonton. Aku tak memilih filmnya. Yang penting masuk bioskop.  Fokusku adalah menggambarkan suasana di bioskop itu dan mewawancarai pengunjung.

Aku membeli karcis, lalu masuk ke dalam. Di dalam ruangan sudah penuh. Suasana ramai sekali. Rata-rata yang datang adalah anak muda yang berpasangan. Bioskop itu seperti tak terawat. Dindingnya kusam, kursinya belel. Udara di dalam terasa panas.  

Sengaja aku memilih kursi di pojok paling belakang. Dari situ aku bisa melihat suasana dalam bioskop sebelum lampu dimatikan. Aku merekam dalam ingatakan suasana itu.

Dengan memohon-mohon aku meminta agar orang di sebelahku mau diwawancara. Dia sempat bingung juga ada orang masuk bioskop untuk wawancara. Untung akhirnya dia mau cerita mengapa mau menonton film itu, apa yang dicari, dan apa yang didapatkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement