REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL — Pemilik restoran di Korea Selatan (Korsel) tentu tidak terbiasa dengan bahasa Inggris. Mungkin mereka tidak tahu bagaimana menerjemahkan menu makanan Korea dengan benar seperti bossam atau jumulleok. Padahal, nama makanan seperti itu terkadang menimbulkan kebingungan di antara tamu asing yang tidak mengenal hidangan lokal.
Untuk mengatasi masalah tersebut di tengah meningkatnya popularitas makanan Korea, Organisasi Pariwisata Korea berencana menerbitkan standar baru menerjemahkan makanan Korea ke dalam bahasa Inggris, China, dan Jepang. Meskipun sebelumnya tidak ada pedoman terpadu untuk menerjemahkan makanan Korea, pemerintah daerah atau lembaga publik biasanya membuat terjemahannya sendiri.
Hal itu sering kali menimbulkan kebingungan bagi pemilik restoran dan pelanggan asing. Dilansir The Korea Herald, standar baru berfokus pada memberikan pemahaman yang lebih mudah tentang setiap hidangan bagi mereka yang tidak tahu banyak budaya makanan Korea.
Alih-alih menerjemahkan nama secara langsung, standar tersebut menekankan karakteristik bahan, resep, dan rasa, serta memastikan terjemahan tidak menimbulkan kesalahpahaman. Untuk makanan Korea yang sudah terkenal seperti kimchi dan bibimbap, standar menginstruksikan untuk mempertahankan nama asli dan penjelasan tambahan.
“Sangat penting bahwa pemerintah dan Institut Promosi Makanan Korea setuju untuk menggunakan terjemahan kami sebagai standar baru,” kata seorang pejabat di Organisasi Pariwisata Korea.
Dalam pernyataannya, terjemahan juga akan diterapkan ke pesanan nirsentuh melalui perangkat seluler. Organisasi Pariwisata Korea akan terus merevisinya untuk pemahaman yang lebih akurat dan lebih mudah tentang K-food. Terjemahan standar tersedia di situs informasi makanan Organisasi Pariwisata Korea www.foodtrip.or.kr pada Januari 2021.