Kamis 04 Feb 2021 14:11 WIB

Potret Masyarakat Urban Jakarta dalam Perangkat Digital

Perangkat digital membantu dalam pengumpulan data, tabulasi data, dan analisis data.

Red: Karta Raharja Ucu
Dosen-dosen Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (UBJ), yakni Dr. Hizkia Yosias Polimpung, Azhar Irfansyah, M.A., M. Lukman Arifianto, M.Si, dan Prasojo, M.Si, memberikan pelatihan pemanfaatan perangkat digital dalam penelitian.
Foto:

M. Lukman Arifianto, M.Si mengatakan persoalan utama riset bukanlah tentang rentang waktu pelaksanaan, melainkan efisiensinya. Hal ini menyinggung cakupan responden, kedalaman kajian (analisis), validitas data, dan sebagainya.

Soal efisiensi ini, perangkat digital akan membantu peneliti. Prasojo, M.Si. mengatakan, bagi seorang peneliti, penting untuk memiliki metode, alat dan perangkat lunak (software) yang tepat untuk melaksanakan sebuah penelitian. Perangkat lunak atau perangkat digital dapat membantu mulai dari pengumpulan data, tabulasi data, dan analisis data.

Para dosen sebagai pemapar mengajak peserta untuk membuat daftar kebutuhan (konsumsi harian) milik seluruh rumah tangga dalam suatu wilayah selama sebulan. Dari gabungan data tersebut, peserta diajak untuk memperhatikan pola-pola kesamaan/perbedaannya.

Hasil pengamatan akan dicatat untuk melihat hal-hal unik atau aneh yang menarik perhatian peserta. Selanjutnya, peserta diajak untuk merumuskan pertanyaan atas hal-hal unik yang teridentifikasi.

Pada pelatihan ini, empat dosen juga memberikan praktik menggunakan perangkat digital seperti mentimeter, yakni aplikasi untuk membuat pengumpulan data berupa survei real-time, survey monkey untuk melakukan survei online, dan Google Spreadsheet yang dapat digunakan untuk tabulasi data dan pengolahan data. Untuk analisis data, Hizkia menjelaskan pentingnya narasi angka untuk menekankan hasil survei sebagai plotting dalam riset. Ia mengatakan angka (data) sebagai fakta dapat digunakan dan di-“dramatisir” dengan emosi dalam narasi, atau disebut “data-storytelling”.

Lukman menyarankan SPRI membuat dua tim dalam melakukan penelitian, yakni tim pencari data dan tim penyusun narasi. Keduanya harus tetap berkoordinasi dalam menggariskan data.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement