REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otomotif adalah salah satu industri yang terpukul pandemi COVID-19. Hal ini terlihat dari wholesales (penjualan pabrik ke diler) untuk penjualan mobil baru selama 2020 yang turun 48,3 persen dari 1.030.126 unit pada 2019 menjadi 532.027 unit.
Penurunan itu tidak hanya mendera industri roda empat, melainkan seluruh ekosistem yang terikat di dalamnya, mulai dari bahan baku, suku cadang, industri kecil menengah (IKM) sektor komponen, aksesoris, hingga lembaga pembiayaan (leasing) turut terseret imbas pandemi COVID-19.
Khusus sektor otomotif, pertumbuhan diprediksi akan menggeliat pada kuartal II 2021, dengan asumsi pemulihan di berbagai sektor akan mendorong roda ekonomi, sehingga pola konsumsi masyarakat pun berangsur-angsur naik.
Direktur lembaga pembiayaan Mandiri Tunas Finance (MTF), anak perusahaan PT Bank Mandiri (Persero), Harjanto Tjitohardjojo memprediksi minat konsumsi akan naik didorong adanya "pertumbuhan industri otomotif semester II 2021 dan pendistribusian vaksin COVID-19 yang membuat dunia usaha semakin optimistis."
"Perusahaan juga kembali bekerja optimal, di mana restrukturisasi pinjaman sudah selesai, suku bunga cenderung rendah dan likuiditas perbankan pun cukup sehat," ujar Harjanto Tjitohardjojo, Rabu (3/2) malam.
Dia menjelaskan bahwa pembiayaan di MTF dalam tiga bulan terakhir 2020 mendapatkan hasil baik, sehingga dapat menutup tahun dengan pembiayaan total Rp 16,7 triliun. Untuk itu, perusahaan pembiayaan tersebut mengincar kenaikan pembiayaan sebesar 20 persen menjadi Rp20 triliun untuk tahun 2021.